Kabar gembira bagi semua terkait Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan  Teknologi(Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim menyatakan bahwa sekolah wajib memberikan opsi pembelajaran tatap muka.
Pembelajaran Tatap Muka(PTM) yang akan diberlakukan oleh pemerintah di beberapa daerah berstatus PPKM Â level 1, 2 dan 3 akan dimulai.Â
Selain itu, sebagai syarat semua tenaga pendidik harus menjalani vaksinasi tahap 1 dan dua terlebih dahulu.
Mas Menteri pun memberi lampu hijau, dengan mengizinkan siswa ikut sekolah tatap muka di wilayah level yang disebutkan, meski belum menerima suntikan vaksin Covid-19 sekalipun.
Benarkah ini kabar gembira untuk semua?
Akhir-akhir ini banyak sosial media menayangkan anjuran pemerintah yang akan memberlakukan pembelajaran tatap muka.
Bahkan, ada sebagian sekolah sudah melakukan tatap muka dengan syarat, program vaksinasi untuk guru serta tenaga pengajar lain di sekolah tersebut sudah terpenuhi pun tetap menerapkan protokol kesehatan.
Anak belum vaksin, menjadi keresahan orang tua
Perihal akan diadakan pembelajaran tatap muka ini, muncul keresahan dalam benak orang tua pada anaknya yang belum mendapat vaksin.
Meski sudah diputuskan Menteri, bagi anak yang belum mendapatkan vaksinasi boleh mengikuti pembelajaran di sekolah.
Keresahan orang tua bahwa anaknya belum mendapat vaksin, dan harus beraktivitas di luar rumah seperti itu bisa dimaklumi.
Sebab, hingga pada saat ini anak-anak belum menjadi target utama program vaksinasi pemerintah.
Pemerintah pada saat ini memprioritaskan masyarakat yang berusia 18 tahun ke atas untuk mendapatkan vaksin Covid-19.
Perasaan resah yang terjadi pada orang tua teman anak saya, itu sangat wajar. Apalagi dunia anak lagi dunia bermain.
Pada saat interaksi dengan sesama kawan masih sulit terhindarkan. Mereka pun masih belum disiplin memakai masker dalam waktu yang lama.
Namun, sebagai orang tua saya pribadi mendukung program pemerintah untuk menggelar PTM. Karena dengan begitu proses belajar mengajar bisa maksimal.
Bunda, Beri Pengatahan Kepada Anak Jelang PTM
Dr. Seto Mulyadi, S. Psi. Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia, atau yang lebih dikenal dengan sebutan Kak Seto.Â
Beliau memberi penjelasan saat kita mengarahkan kepada anak mengenai protokol kesehatan harus disesuaikan dengan usianya.
Edukasi untuk balita, orang tua bisa menjelaskan kewajiban menggunakan masker, melalui dongeng boneka.
Bisa juga melalui nyanyian yang mengajak anak mencuci tangan dan memakai masker. Dengan begitu, si kecil akan mudah menerapkan.
Sementara untuk usia remaja, bisa dengan diskusi dan tidak ada pemaksaan. Apalagi, di media sosial terkadang banyak pengaruh yang tidak tepat.Â
Melalui diskusi, anak-anak bisa mendapatkan pemahaman yang benar terkait dengan pandemi.
Sebagai orang tua, saya berusaha memposisikan diri bukan hanya sebagai ibu, melainkan menjadi sahabat bagi anak yang menginjak remaja.
Apalagi pada saat mendengar kata hendak masuk sekolah, tersirat  kegembiraan nan suka cita terlihat di wajahnya yang polos.
Harapannya akan bertemu dengan teman lama hingga kawan baru bagi anak didik kelas 7 bakal terlaksana. Karena selama ini pertemuan hanya lewat daring.
Nah, saat itulah peran orang tua mesti ganda, harus bisa menjadi teman yang dapat mengerti perasaan anak balita hingga yang memasuki usia remaja.
Menjadi sahabat, teman, dan berdiskusi masalah sekolah sangat diperlukan.
Begitu juga tentang persahabatan dengan teman baru pun bisa dibicarakan bersama. Dengan begitu anak merasa nyaman meski masih berdiam di rumah.
Seperti waktu itu, saat di kampung kami banyak warga yang isoman, anak saya hanya di rumah, main bola bersama orang tua bahkan membantu saat kami kerja.
Padahal, sebelum banyak yang terpapar virus covid-19, anak saya setiap hari setelah ngaji di pondok ia langsung bermain dengan teman dan baru pulang usai salat magrib.
Nah, Ayah Bunda, memang sebaiknya kita mengizinkan anak untuk mengikuti pembelajaran tatap muka(PTM) karena dengan begitu proses belajar bisa maksimal.
Sekian dari saya, semoga bermanfaat. Salam hangat dan sehat selalu.
#ArtikelYuliyanti
#TulisanKe-172
#Klaten, 31 Agustus 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H