Sementara untuk usia remaja, bisa dengan diskusi dan tidak ada pemaksaan. Apalagi, di media sosial terkadang banyak pengaruh yang tidak tepat.Â
Melalui diskusi, anak-anak bisa mendapatkan pemahaman yang benar terkait dengan pandemi.
Sebagai orang tua, saya berusaha memposisikan diri bukan hanya sebagai ibu, melainkan menjadi sahabat bagi anak yang menginjak remaja.
Apalagi pada saat mendengar kata hendak masuk sekolah, tersirat  kegembiraan nan suka cita terlihat di wajahnya yang polos.
Harapannya akan bertemu dengan teman lama hingga kawan baru bagi anak didik kelas 7 bakal terlaksana. Karena selama ini pertemuan hanya lewat daring.
Nah, saat itulah peran orang tua mesti ganda, harus bisa menjadi teman yang dapat mengerti perasaan anak balita hingga yang memasuki usia remaja.
Menjadi sahabat, teman, dan berdiskusi masalah sekolah sangat diperlukan.
Begitu juga tentang persahabatan dengan teman baru pun bisa dibicarakan bersama. Dengan begitu anak merasa nyaman meski masih berdiam di rumah.
Seperti waktu itu, saat di kampung kami banyak warga yang isoman, anak saya hanya di rumah, main bola bersama orang tua bahkan membantu saat kami kerja.
Padahal, sebelum banyak yang terpapar virus covid-19, anak saya setiap hari setelah ngaji di pondok ia langsung bermain dengan teman dan baru pulang usai salat magrib.
Nah, Ayah Bunda, memang sebaiknya kita mengizinkan anak untuk mengikuti pembelajaran tatap muka(PTM) karena dengan begitu proses belajar bisa maksimal.