***
Pada tahun 98 waktu terjadi pelengseran Presiden RI kedua (Presiden Suharto) toko terkena imbas penjarahan dealer motor sebelah. Sementara waktu, pabrik baja dan toko tutup hingga keadaan reda.
Bersamaan pada waktu itu, Bos mengajak saya ke toko cabang yang berada di induk kota Klaten.Â
Ternyata, selama ini setiap hari beliau pergi itu mengurus proyek  bangunan yang hampir selesai. Rencana untuk usaha sendiri dibidang yang sama.
Iya, Ko Sien orangnya baik, dalam keseharian beliau lebih dekat dengan saya dibanding ketiga teman seangkatan.
Jika beliau membutuhkan sesuatu barang, atau sekadar ingin dibantu membuat arsip toko selain Mbak Tutik, sayalah yang dipanggil pertama kali.
Pada saat pindah ke toko baru, karyawati yang diajak hanya Mbak Tutik dan saya. Di tempat baru,tidak sulit untuk memasarkan barang karena ketenaran toko semula.
Pada saat asisten tidak masuk karena cuti nikah, sayalah yang menggantikan posisinya dibagian pengadaan barang hingga pemasaran. Satu hingga dua tahun, toko maju pesat.
Saya bekerja pada Ko Sien, semenjak beliau masih lajang hingga berumah tangga dan lahirlah putri pertamanya.
Istrinya cantik, namanya hampir sama, tetapi saya menyebutnya Cik Eli.
Mereka semua merupakan 'Bos yang Baik'Â dalam pandangan saya.
Pada saat  beliau bepergian ke luar kota, tidak lupa membeli oleh-oleh, entah itu baju, tas dan aneka macam jajanan khas daerah.