Salam sejahtera Pembaca Kompasia tercinta.
Apa kabar? Semoga kita semua selalu dalam keadaan sehat, meski ditengah pandemi.
Alhamdulillah, senang rasanyabisa menyapa kembali di laman beyyond bloging, rumah kedua tercinta.
 Resep Ayam Bacem Bakar Kreasi Dapur Yuliyanti, Tersemat Kisah Seru.
Pasti Anda penasaran, kan? Baiklah, saya akan berbagi kisah keseruan yang menderu kali pertama mengolah resep ayam bakar.
Sebenarnya olahan tersebut untuk santap siang kemarin. Tapi saya baru sempat menggunggah resepnya hari ini.
Resep Ayam Bacem Bakar untuk keluarga besar kami. Kenapa saya menyebut seperti itu? Ya, hari-hari biasa selain kami bertiga ada 6 karyawan.
Namun, semenjak H+3 Lebaran lalu ada beberapa tukang menggarap lantai atas. Bertambah kerabat yang membantu, maka saya menyebutnya Keluarga Besar.
Sedari malam saya berunding dengan suami untuk membuat ayam bacem bakar untuk menu siang. Alhamdulillah, ternyata gayung pun tersambut.
Usai ba'da subuh, saya berkutat di dapur, menyiapkan aneka jajanan untuk Pak Tukang. Namun, pagi itu ditemani Ibu. Kebetulan beliau sedang bermalam di tempat kami.
Berhubung ada ibu yang membantu di dapur, pagi saya bergegas ke tempat Mbak Ndari, untuk membeli daging ayam potong.
Tempat kediaman beliau saat ini berjarak 100 meter dari rumah, maka saya tempuh dengan jalan kaki sembari menikmati udara pagi.
"Paha karotengah kilo Mbak!"
"Yo, Bu." Jawabnya.
Kebetulan paha telah terpotong, maka tidak menunggu lama. Setelah membayar, saya lekas pulang meski sempat ngobrol tentang Covid-19.
Bunda dan Kangmas, yuk kita siapkan bahannya. Lho, kok  panggil...nya? Hehe, tidak mengapa. Karena pembaca Kompasiana bukan hanya kaum hawa.
Bahan utama:
- 1,5 kg paha ayam, cuci bersih, sisihkan
- 2 liter air untuk merebus(saya butuh air kaldu untuk sop, jadi porsi air kali ini lebih banyak)
Bahan bumbu halus:
10 siung bawang merah
7 siung bawang putih
1 sendok makan ketumbar butir, haluskan semua bahan.
Bumbu tambahan:
- 2 siung bawang putih cincau, kupas, cuci, iris tipis lalu digoreng. Jangan sampai kuning
- 2 siung bawang merah iris tipis
- 5 lembar daun salam
- 1,5 lirang gula merah(150 gram)
- 2 sendok kaldu jamur( bisa juga penyedap rasa ayam)
- 2 sendok makan gula pasir
- Kecap manis dan garam  secukupnya.
Cara membuat:
Pertama: Didihkan air, masukkan ayam, buang buih kecokelatan.
Kedua: Kecilkan kompor supaya kaldunya bening. Karena saya sisihkan kaldu buat menu lain.Â
Ketiga: Tambahkan bumbu halus, daun salam, gula merah, garam, kecap, bubuk kaldu dan gula pasir. Jangan lupa tes rasa. Masak hingga matang atau air menyusut hingga tekstur dagingnya empuk.Â
 Keempat: Setelah matang, matikan kompor. Biarkan ayam terendam sesaat, baru kemudian angkat dan tiriskan.
Langkah kedua untuk membakar:
- Siapkan anglo, media untuk membakar berbentuk tungku, namun atasnya berlubang. Sebagai sarana abu pembakaran tersimpan di dalamnya.
- Arang secukupnya
- Kertas bekas, minyak tanah secukupnya korek api untuk menyulut.
- Alat pemanggang.
- Kipas angin untuk membuat bara api cepat besar
Bahan bumbu bakar:
- 4 siung bawang merah, kupas, cuci sisihkan
- 2 siung bawang putih, kupas, cuci lalu haluskan kedua bahan.
Taruh bumbu diwadah bascom, atau loyang yang besar, tambahkan kecap, gula pasir, ketumbar bubuk, sedikit garam aduk rata. Foto di atas belum saya tambahkan kuah kaldu untuk mencairkan bumbu.
Kemudian ambil daging ayam secara bertahap, lumuri dengan bumbu tersebut, diamkan 5 menit supaya bumbu meresap.
Siapkan anglo, taruh arang di tempat pembakaran, tambahkan kertas atau minyak tanah secukupnya lalu sulut dengan korek api hingga tercipta bara.
Setelah api tersulut dan membara dengan sempurna, ambil pemanggan. Susun ayam satu persatu, lalu tangkupkan pegangan di atas bara.
Sesekali olesi daging dengan baluran bumbu menggunakan kuas, kemudian dibolak-balik hingga ayam matang kecokelatan. Lalu susun di piring saji.
***
Disaat bersamaan keseruan benar-benar terjadi hingga membuat gempar seisi dapur.
Saat membakar ayam, pasti ada kepulan asap dari bara. Apalagi prosenya di dapur.
Sebenarnya ada ruangan terbuka di atas kolam. Namun, Pak tukang menutup sebagian tempat itu hingga asap semumpel(asap tidak bisa keluar ruangan) sehingga membuat makin pekat.
Terpikir dalam hati ingin mengambil buah ketimun di kulkas sebagai lalapan. Namun, niat itu saya urungkan. Karena ayam akan bersanding dengan oseng daun pepaya dan sambal.Â
Tetapi entah kenapa hati kuat ingin mengambil timun, yah, sekedar untuk hiasan di piring.
Qodarullah, Allah menuntun saya untuk tetap membuka kulkas.
Ya, Allah...!
Pekik saya ketika melihat kepulan asap atau uap lemari pendingin yang putih pekat 5 kali lipat dari hari-hari biasa.
Saya cek dalamnya, "moso kulkas-se kobong!"Â
Mendengar kata itu semua orang segera mendekat, termasuk suami yang berada di ruang sebelah.
Saking terkejutnya, spontan saluran kabel ducabut. Serta membiarkan pintu terbuka untuk beberapa saat hingga asap keluar. Bahkan, sampai beberapa jam baru saya colokin stikernya.
Hingga sore pun masih tetap berpikir, kenapa ada asap. Apa iya, asapnya masuk ke kulkas?
Banyak petanyaan tiada dapat jawaban
Akhirnya saya lihat suhu yang tertera di dalam kulkas tersemat di angka 3 bersanding 2 seperti gambar. Tapi kenapa uapnya sangat tebal?
Ini menjadi PR untuk kami, yang terpenting resep ayam bacem bakar telah matang. Alhamdulillah meski saat itu tidak mencicipi, tapi saat santap saya begitu menikmati olahan ini.
 Hemmm, enak tenan!
Silakan mencoba, semoga bermanfaat.
Salam hangat selalu.
#KreasiDapurYuliyanti
#ResepAyamBacemBakar
#Tulisanke-127
#Klaten, 01 Juli 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H