Salam sejahtera Pembaca Kompasiana tercinta
Salam hangat dan sehat selalu
Suka duka mengikuti tarian jemariku di tantangan SAMBER THR Kompasiana 2021, sebuah tantangan yang menggelitik jari ingin menari.
Menorehkan suara hati di atas keyboard androit untuk berbagi sedikit pengetahuan yang terpatri. Aneka ragam konten dari semua kompasianer turut menghiasi laman informasi.
Di Kompasiana seluruh kompasianer beradu kompetisi taklupa silaturahmi. Membuat hati ingin sekali menjejaki, dengan tujuan meraih harapan yang disuguhkan.
Pada awalnya saya tak berhasrat untuk mengikuti tantangan tersebut. Kala seorang kawan mempertanyakan kesediaan saya untuk beradu asah kata.
"Mbak Yuli, ikutan Samber 2021 di Kompasiana?"
Tanya seorang kawan yang jauh di sana, namun dekat di hati, cie....
"Entahlah, ikut apa enggak, ya? Bingung juga nih.
"Kenapa....? O, lala...takterjawab."
***
Semua pasti ada alasannya, kenapa saya tak mau ikut.
Pertama, ini yang  kedua kalinya harus menulis selama sebulan berturut-turut, dengan tema yang ditentukan Kak admin
K. Â
Seperti halnya membuat 'SARKAT waktu itu(sarapan kata) di kelas menulis online(KMO) bedanya kita yang menentukan tema. Namun waktu sangat berbatas.
Saya takut takbisa konsisten dalam menulis, karena keterbatasan ilmu, untuk menggali kosa kata dan mengemas dengan apik sarat makna.
Kedua terbatasnya waktu.
Keterbatasan waktu yang saya miliki, karena harus membagi dengan pekerjaan utama yang begitu menyita, ditambah target segala ibadah di bulan penuh berkah.
Meski jam posting artikel setiap harinya begitu lanjai, tapi takut tangan ini taksampai menorehkan sepatah warta.
Akan tetapi saat membaca postingan kawan-kawan yang mengikuti tantangan tersebut, hati pun beringsut. Tanpa bertanya pun menyuguhkan ulasan sederhana.
Memang sangat menarik, ikutan ah...batin saya kala itu.Â
Apalagi waktu itu banyak istirahat( karena sakit tipes dan lambung, sepertinya sangat mendukung rebahan sambil menulis. Apalagi saat mengetahui kawan-kawan mendapat K-Rewards hati pun ingin sepertinya.
Selain itu ingin terus belajar, karena penulis pemula ini masih banyak kekurangan. Harapan lain dari mengikuti tantangan Samber 2021 agar artikel demi artikel tidak hanya punya label 'Pilihan' namun, menjadi bidikan editor pilihan  Artikel Utama (AU) pun tersematkan.
Setiap hari menulis di Kompasiana.
Hampir setiap hari bisa mengunggah tulisan dan mendapat label pilihan, membuat senang pun bertambah semangat.
Namun, hati sedih jika tulisan takdianggap sebagai pilihan, sedih...dih...dih hatiku.
'Serasa ingin menghapus ingatanku tentang tulisanku.'
Tapi semua itu tak mematahkan semangatku untuk tetap menulis. Semoga esok hari dari sekian tulisan menjadi Artikel Utama(AU) doa dan harapan.
Semoga Kak admin tersayang menyematkan label AU untuk setiap naskahku, bukankah menyenangkan hati orang lain bentuk dari ibadah, Kak admin sayang?
Mulailah saya buka ketentuan tema? satu persatu pun saya catat dalam buku. Alhamdulillah, bisa memposting.
Namun, adakalanya terlambat mem-posting(harusnya posting siang jadi malam) Karena saat menulis pSukaun sudah malam. Kerap kali mata mengantuk pun tetap ikut mengunggah tulisan.Â
Nah, apa hasilnya?Â
Amburadul, lagi-lagi takjadi 'Topik Pilihan "(Topil)
Semua itu tak menghentikan niat untuk tetap berlanjut. Pokok e posting artikel, embuh piye hasile. Semoga Kak admin tersentuh dengan sedikit cuitan penulis pemula yang masih fakir ilmu ini.
Semoga saya pribadi tetap semangat untuk belajar, dan terus belajar dari kawan-kawan Kompasianer yang sudah Senior, aamiin.
Tulisan ke-99. Klaten 08, Mei 2021.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H