Selanjutnya saya menyiapkan menu sahur, dengan memasak lauk-pauk atau sekadar menghangatkannya, taklupa segelas susu hangat berteman air putih, kurma dan madu telah tersaji di meja makan.
2.Membangunkan Anak diajak sahur.
Ini yang membutuhkan kesabaran, kala menu untuk saya dan suami telah siap, anak masih berbalut mimpi indah. Meskipun dia sudah berinisiatif membunyikan alarm, takkunjung bangun juga. Dering tersebut justru dimatikan begitu saja. Saat dipanggil pun hanya menyahut dengan sepatah kata 'sebentar.' Kalau sudah begitu saya harus pakai taktik.
3.Membangunkan dengan kata yang mengundang selera
Kata-kata dan menu yang mengundang selera yaitu, mendendangkan lagu;
    "Indomie selerakuuu...."
Â
Lirik itu saya ulang berkali-kali, dengan harapan semoga lekas bangun. Namun, ada kalanya dia tak ingin menyatap menu tersebut, usaha pun berakhir dengan kegagalan. Saya pun memakai cara lain.
Â
 4.Peluk cium kasih sayang.
Anak saya tergolong sedikit manja dengan Ibunya. Terkadang, saya harus memeluk dan menciumi pipinya agar lekas bangun, sambil berbisik bahwa sahur itu dianjurkan dalam islam. Takjarang dengan cara ini dia langsung bangun. Akan tetapi, bila lagi malas bangun justru mengencangkan pelukan.
Hingga saya pun harus memakai cara lain.
5.Menggelitik telapak kaki dengan jari
Jika memakai cara di atas gagal, saya takkehabisan akal. Jemari tangan pun beraksi, menggelitik atau menggaruk lembut dengan ujung jari.
Seseorang pasti punya daerah sensitif sendiri-sendiri. Bisa digelitik di pinggang, leher, telapak kaki. Kebetulan saya sering pakai cara seperti itu, pasti langsung melek. Namun, takjarang hanya bangun lalu pindah posisi. Tapi pada akhirnya bangun juga saat saya ceritakan perintah sahur dalam tuntunan islam;
Diriwayatkan oleh HR, Ahmad.
Nabi Muhammah Saw bersabda; " Bersahur itu adalah suatu keberkahan, maka janganlah kamu meninggalkannya, walaupun hanya dengan seteguk air, karena Allah dan para malaikat bersalawat atas orang-orang yang bersahur (makan sahur)."Â (HR. Ahmad).