Mohon tunggu...
Yuliyanti
Yuliyanti Mohon Tunggu... Wiraswasta - Yuli adja

Yuliyanti adalah seorang Ibu Rumah Tangga memiliki kesibukan mengurus bisnis keluarga. Sebagai penulis pemula telah meloloskan 7 antologi. Penulis bisa ditemui di IG: yuliyanti_yuli_adja Bergabung di Kompasiana 20, Oktober 2020

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

[Kusambut Ramadan Penuh Berkah] Dengan Balutan Rindu Baitullah

16 April 2021   23:00 Diperbarui: 16 April 2021   23:02 4284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto usai umrah wajib(umrsh pertama kali) dokumen pribadi.

 "Kusambut Ramadan Penuh Berkah, dengan balutan rindu Baitullah."

Pembaca Kompasiana yang berbahagia.

Membicarakan soal Bulan suci Ramadan tiada habisnya. Pasti akan membutuhkan waktu berjam-jam untuk menceritakan apa saja yang terkait dengan Bulan tersebut.

Menjalani ibadah puasa Ramadan selalu menimbulkan suasana yang khas. Saya sendiri sangat merindukan bulan yang penuh maghfirah(ampunan).

Karena, momen tersebut tidak bisa ditemukan di bulan lain. Setidaknya, ada beberapa momen penting yang membuat saya selalu merindukannya. Sebelumnya saya tulis di artikel di sini;

https://thr.kompasiana.com/yuliadja3925/607615af8ede4846a51fe152/5-kebiasaan-yang-di-rindukan-saat-ramadan-di-kala-pandemi

 
***


Dari sekian rasa rindu yang terpendam, di bulan penuh kemuliaan ini ada satu ibadah yang  tentunya sangat-sangat dirindukan setiap muslim. Yaitu, bisa menjalankan ibadah umrah di bulan tersebut.


Sejenak mengumpulkan segenap ingatan, kejadian yang akan saya tulis terjadinya pada  bulan Februari 2018.
Tulisan ini akan jadi pengingat khususnya untuk diri saya pribadi. 

Tiga tahun yang lalu, saya dan Ibu telah menenuhi panggilan Allah, untuk menjalankan ibadah umrah. Sebuah penerbangan yang memakan waktu cukup lama dari Bandara Adi Sucipto Jogja pukul 12 siang, dan harus transit di Bandar Udara Internasional  Kuala Lumpur Malaysia, jalur yang telah ditentukan biro kami.


Seumur hidup saya dan Ibu baru kali pertama naik pesawat terbang, pun bermalam di Negeri orang.

Menikmati keindahan Ibu Kota Kerajaan menjadi impian. Namun, saat kami tiba di sana sudah malam, jadi hanya bisa berfoto di luar area kerajaan. Berikut saya sertakan foto dokumen pribadi. Saya, Ibu dan Pak kiai H Sutomo Ridwan(Almarhum) beliau berpulang ke rahtullah beberapa bulan setelah pulang umrah.

Foto: Dokumentasi Pribadi
Foto: Dokumentasi Pribadi
Lalu, kami serombongan singgah sejenak  menikmati indahnya  Menara Kembar Petronas.

Foto dokumen pribadi
Foto dokumen pribadi

Baru kemudian bergegas menuju tempat penginapan untuk makan malam di sana.

Makan malam pun pagi dengan menu yang hampir sama, saat melahap olahan tersebut terasa sangat asing di lidah.

Hampir semua rombongan takmampu menghabiskan porsi makan yang telah di hidangkan. Saya lebih memilih memakan nasi walau sedikit, yang kebetulan tidak terkena  kuah sayur berwarna kuning.

Wis, pokok e paling enak masakan Indonesia hehe. Eh, malah curhat.

Kembali ke topik ya pembaca yang berbahagia.

Pagi itu setelah pukul 08:00 waktu Malaysia atau pukul 10:00 WIB, kami sudah berkumpul di Bandara, menunggu jam penerbangan pesawat Saudi Arabian. Sebuah pesawat yang sangat besar, hampir sama pesawat Garuda Indonesia yang menampung jemaah haji Indonesia  menuju Bandar Udara Jeddah.

Singkat cerita, setelah sampai di Jeddah, kami dijemput bus menuju Kota Madinah, karena awal tujuan ke Masjid Nabawi.

Setelah bus memasuki Kota Madinah, serombongan menyerukan lirik selawat Burdah, selawat Nabi.
   
Ustadz Sonni membimbing lirik lagu tersebut beserta artinya. Suara mengalun sendu, bait demi bait menggambarkan tentang rindu yang mendalam. Begitu menyentuh kalbu, tak terasa bagai tersayat. Hati ini tak mampu membendung segala kerinduan.


Merindukan sosok pujaan penuntun umat, Baginda Nabi Rasulullah alaihi wasallam.  Apa daya, tiada yang bisa kami lakukan  selain menangis. Seluruh jemaah tersedu-sedu termasuk ustad dan sesepuh kami.

Berikut lirik lagunya;

   Maulaa ya sholli wasallim daaiman abada, 'alaa habiibika khoiril kholqi kullihimi

Yang artinya:

Wahai Tuhanku kami(Allah SWT)curahkan selalu sholawat dan salam selalu selalu, selama-lamanya dan abadi, kepada kekasih-Mu(Muhammad) yang terbaik diantara semua makhluk.

Ya Robbi bil Musthofa balligh maqoosidanaa
Waghfirlana mamadhzo yaa waasi'al karomi

Yang artinya:


Wahai Tuhanku demi Musthofa Muhammad, sampaikanlah maksud dan hajat-hajat kami, dan ampunilah dosa-dosa kami yang terdahulu, wahai Yang Maha Luas dan wahai Yang Maha Dermawan

***

Tak terasa rombongan pun sampai di Kota Madinah. Lalu menuju penginapan hotel 'CONCORDE DAR AL KHAIR' yang berdekatan dengan pelataran Masjid Nabawi.

Setelah melakukan ibadah selama lima hari di Madinah kami pun menuju Makkah al- mukarramah, adalah salah satu kota suci islam. Tempat beribadah   umat muslim diseluruh dunia, baik saat umrah atau pun berhaji.

Masih hangat dalam ingatan, pada waktu itu ketika kaki menginjak Kota Makkah tepat pukul 10 malam waktu setempat atau pukul 02:00 WIB, karena selisih empat jam.

Kami bergegas menuju penginapan. Maather Al Jiwaar Hotel, salah satu hotel langganan biro kami. Di sana tersedia berbagai masakan Indonesia. Bahkan salah satu pegawai tenaga kerja dari Indonesia(Kota Cilacap) kami menikmati santap malam bersama, dan menaruh koper beserta barang bekal selama 14 hari selama pulang-pergi umrah. 

Tempat menginap kami di sebelah kanan Menara Jam Makkah, kami menyebutnya(Jam Hijau) sangat dekat, berhadapan dengan Masjidil Haram.

Setelah rombongan menyimpan koper di hotel, lalu memperbaiki wudu. Baru kemudian ke Masjid untuk menjalankan salat magrib dan isya'(dijamak) karena perjalanan dari Madinah sampai Makkah memakan waktu -+7 sampai 8 jam. Namun, hanya ditempuh dengan jangka waktu 6 jam saja. 

Karena sebelum memasuki Kota Makkah jalan sangatlah sepi, jadi pak sopir secepat kilat mengemudikan laju kendaraan.


 Kemudian kami pun bersiap-siap untuk melakukan ibadah umrah, setelah pada siang hari telah mengambil miqot dari Dzul Hulaifah atau yang lebih dikenal dengan Masjid Bir Ali. Tempat ini berjarak -+450 kilometer dari kota Makkah. Tempat Miqot ini sering dilalui orang yang tinggal di Madinah.


Miqot merupakan tempat atau waktu yang ditetapkan oleh Nabi Muhammad SAW sebagai pintu masuk untuk memulai haji atau umrah. Setelah mengambil  miqat, jemaah menuju Baitullah dan mulai berlaku larangan saat berpakaian ihram.( baju warna putih lengkap kaus kaki dan sarung tangan putih, sedangkan untuk pria dua helai kain ihram tanpa jahitan benang)


Menurut pemandu kami ustadz Ra'uf, Masjid tersebut memiliki luas lebih dari 356.000 meter pesegi. Maka tak heran, jarak dari salat menuju Baitullah sangat jauh. Hiruk pikuk berdesak-desakan mewarnai malam tersebut. Kurang lebih jam 11 malam kami memulai ibadah umrah. 

Adapun rangkaian saat umrah yaitu; mengitari Baitullah(tawaf) sebanyak tujuh kali putaran, sambil membaca doa-doa berawal dari tempat yang sejajar Hajar Aswad, yang ada disalah satu sudut ka'bah. Sedangkan satu kali putaran sekitat 125 meter. Bila tujuh kali berarti sama halnya berjalsn sejauh 875 meter, tutur ustadz pembimbing jemaah. 

Foto usai umrah wajib(umrsh pertama kali) dokumen pribadi.
Foto usai umrah wajib(umrsh pertama kali) dokumen pribadi.

Seusai tawaf pun salat dua rekaat, kami pun melanjutkan ibadah lainnya yaitu;  Sa'i.

Sa'i adalah salah satu rukun umrah yang dilakukan dengan berjalan kaki(berlari-lari kecil) bolak-balik  sebanyak tujuh kali dari Bukit Shafa ke Bukit Marwah begitu pun sebaliknya.

Kedua bukit satu ke bukit lainya berjarak -+405 meter. Setelah ritual itu selesai sudah umrah wajib, tepat pukul 02 dini hari.

Baru kemudian dua hari berikutnya di mulai lagi umrah kedua. Bisa atas nama diri sendiri lagi, atau bisa membadalkan kerabat, orang tua yang tiada.

Saat ibadah umrah pun haji selesai ditutup dengan tahalul(potong rambut bagi wanita, dan cukur atau gundul untuk pria)

Saat hendak pulang ke Indonesia karena masa umrah selesai pun masih diadakan ritual tawaf wadah(pamitan)

Sebuah serangkaian perjalanan memenuhi panggilan salah satu dari rukun islam.

Sedangakan Rukun Islam itu ada yaitu ada 5.


1.Rukun Islam Pertama: Mengucapkan Syahadat.

Asyhadu an laa ilaaha illallahu, wa asyhaduanna muhammadar rasuulullah

Artinya:


" Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah. Dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah."

2.  Rukun Islam Kedua: mengerjakan salat.
Salat merupakan tiang agama, di mana kaum muslim mengerjakan salat dengan syarat yang benar, bacaannya. Dari dimulai takbir, baca surotul fatihah runut rukunnya hingga diakhiri dengan salam lalu berdzikir pun melangitkan doa pelengkap salat. Maka ia telah menegakan agama.

3. Rukun Islam Ketiga:Mengeluarkan Zakat.

Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji." (QS. Al-Baqarah: 267).

Kemudian menurut syariat(istilah), bagian dari sejumlah harta tertentu di mana harta tersebut telah mencapai syarat nishab(batasan yang wajib dizakatkan), yang diwajibkan Allah SWT untuk dikeluarkan, lalu diberikan kepada yang berhak menerima dengan persyaratan tertentu.


Allah berfirman dalam surat Al- Baqarah ayat:43:


"Dan dirikanlah shalat, serta tunaikan zakat, dan rukuklah bersama dengan orang-orang yang rukuk."

4. Rukun Islam keempat: Puasa


Mengerjakan puasa di bulan Ramadan merupakan ibadah menahan diri dari lapar pun dahaga, pula dari segala bentuk perbuatan yang membatalkan puasa. Sejak dimulainya fajar(subuh hingga matahari terbenam)


5. Rukun Islam kelima: Haji

Menunaikan ibadah haji bagi yang mampu.


Dari Abu Hurairah radhiallahu'anhu, Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam bersabda, "Ibadah umrah ke ibadah umrah berikutnya adalah penggugur(dosa) di antara keduanya, dan haji yang mabrur tiada balasan(bagi pelakunya) melainkan surga"( HR al-Bukhari dan Muslim).

Sedangkan ibadah haji ialah, mengunjungi atau menuju Baitullah dan tempat-tempat tertentu untuk melaksanakan ritual ibadah tertentu pula.
Mengunjungi tempat yang dimaksud yaitu, Ka'bah, Mas'a Arafah, Muzdalifah dan mina. Adapun untuk waktu yaitu bulan haji(Dzulhijjah).

Menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan dengan segudang cerita saat di Negeri sendiri, itu sudah terbiasa, karena tiap tahun kita lalui. Namun, kala Ramadan tiba sekaligus bisa menjalankan ibadah umroh itu sangat luar biasa. Karena pahalanya seperti ber-haji.
 

Diriwayatkan oleh Ibnu Abbas, dari Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya umrah di bulan Ramadan seperti berhaji bersamaku." (HR. Imam Bukhari)


Saya ingin sekali bisa umrah di saat bulan Ramadan. Sungguh sangat merindukan. Semoga saja para pembaca yang di rahmati Allah, meng-aaminkan doa saya. Doa terbaik akan kembali kepada Anda semua, insyaa Allah.


Tulusan ke-78. Klaten 16 April 2021.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun