Mohon tunggu...
Yuliyanti
Yuliyanti Mohon Tunggu... Wiraswasta - Yuli adja

Yuliyanti adalah seorang Ibu Rumah Tangga memiliki kesibukan mengurus bisnis keluarga, Leader paytren, Leader Treninet. Sebagai penulis pemula telah meloloskan 7 antologi. Penulis bisa ditemui di IG: yuliyanti_leader_paytren Bergabung di Kompasiana 20, Oktober 2020

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

[Kusambut Ramadan Penuh Berkah] Dengan Balutan Rindu Baitullah

16 April 2021   23:00 Diperbarui: 16 April 2021   23:02 4284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto usai umrah wajib(umrsh pertama kali) dokumen pribadi.

Menikmati keindahan Ibu Kota Kerajaan menjadi impian. Namun, saat kami tiba di sana sudah malam, jadi hanya bisa berfoto di luar area kerajaan. Berikut saya sertakan foto dokumen pribadi. Saya, Ibu dan Pak kiai H Sutomo Ridwan(Almarhum) beliau berpulang ke rahtullah beberapa bulan setelah pulang umrah.

Foto: Dokumentasi Pribadi
Foto: Dokumentasi Pribadi
Lalu, kami serombongan singgah sejenak  menikmati indahnya  Menara Kembar Petronas.

Foto dokumen pribadi
Foto dokumen pribadi

Baru kemudian bergegas menuju tempat penginapan untuk makan malam di sana.

Makan malam pun pagi dengan menu yang hampir sama, saat melahap olahan tersebut terasa sangat asing di lidah.

Hampir semua rombongan takmampu menghabiskan porsi makan yang telah di hidangkan. Saya lebih memilih memakan nasi walau sedikit, yang kebetulan tidak terkena  kuah sayur berwarna kuning.

Wis, pokok e paling enak masakan Indonesia hehe. Eh, malah curhat.

Kembali ke topik ya pembaca yang berbahagia.

Pagi itu setelah pukul 08:00 waktu Malaysia atau pukul 10:00 WIB, kami sudah berkumpul di Bandara, menunggu jam penerbangan pesawat Saudi Arabian. Sebuah pesawat yang sangat besar, hampir sama pesawat Garuda Indonesia yang menampung jemaah haji Indonesia  menuju Bandar Udara Jeddah.

Singkat cerita, setelah sampai di Jeddah, kami dijemput bus menuju Kota Madinah, karena awal tujuan ke Masjid Nabawi.

Setelah bus memasuki Kota Madinah, serombongan menyerukan lirik selawat Burdah, selawat Nabi.
   
Ustadz Sonni membimbing lirik lagu tersebut beserta artinya. Suara mengalun sendu, bait demi bait menggambarkan tentang rindu yang mendalam. Begitu menyentuh kalbu, tak terasa bagai tersayat. Hati ini tak mampu membendung segala kerinduan.


Merindukan sosok pujaan penuntun umat, Baginda Nabi Rasulullah alaihi wasallam.  Apa daya, tiada yang bisa kami lakukan  selain menangis. Seluruh jemaah tersedu-sedu termasuk ustad dan sesepuh kami.

Berikut lirik lagunya;

   Maulaa ya sholli wasallim daaiman abada, 'alaa habiibika khoiril kholqi kullihimi

Yang artinya:

Wahai Tuhanku kami(Allah SWT)curahkan selalu sholawat dan salam selalu selalu, selama-lamanya dan abadi, kepada kekasih-Mu(Muhammad) yang terbaik diantara semua makhluk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun