Pada bulan sya'ban sudah menjadi tradisi bagi keluarga kami untuk memperingati berpulangnya Almarhum Bapak Keharibaan Allah SWT.
Sebuah acara sangat sederhana, namun sangat khusuk dalam tiap tahunnya. Seperti malam itu, tgl 28 Maret 2021 ba'da isya'  kami mengundang kurang lebih 30 orang untuk membaca surat yasin dan tahlil untuk memperingati berpulangnya Bapak. Iya, setiap saat bersamaan kami  berbagi sedekah atas nama beliau  wujud bakti pun doa sebagai anak sholeh-sholehah untuknya.
Karena kami sebagai anaknya bisa seperti saat ini tak luput dari perjuangan Almarhum.
Malam itu setelah acara selesai, saya membagikan sebagian makanan(nasi kotak dan snack) kepada kerabat pun tetangga yang telah membantu kerepotan saat acara berlangsung.
Sisa bahan di dapur pun seperti gula pasir, telur, teh, sedikit beras, akan ditambahkan Ibu esok hari. Alhamdulillah. Saya pun senang mendengarnya, tanpa diminta hati Ibu berinisiatif baik.
Malampun makin larut, saya pun suami berkemas untuk pulang, sedangkan anak saya memilih bermalam ditempat neneknya. Setelah sepakat saya pun pulang untuk kembali lagi besuk siang menjemput anak kami.
Jarak dari rumah Ibu ke rumah saya dalam hitungan menit, -+25 menit naik mobil. Sesampainya di rumah  saya beberes berbagai kudapan pemberian ibu.Â
Lumayanlah, buat cemilan karyawan besuk. Ada tahu bakso bikinan sendiri jauh lebih enak, ada aneka kue buatan adik, ada tape ketan buatan Ibu yang rasanya maknyus manisnya tiada tara walau tanpa gula. Ibu memang pandai membuatnya. Masih banyak aneka kudapan lainnya, semua masuk kulkas.
***
Siang itu usai menjalankan rutinitas, saya dan suami bergegas untuk pulang. Terlebih dahulu mampir ke rumah makan padang presiden yang berjarak  10 menit dari rumah. Sekalian membelikan pesanan makan siang anak saya, paha atas Hara Chiken. Tak butuh waktu lama, kami pun sampai di rumah Ibu lagi.
Sesaat kemudian, saya bilang ke Ibu dan adik, akan lebih baik untuk silaturahmi ke tempat Ibu mertu adik yang seminggu lalu kecelakaan. Jatuh saat naik sepeda di Bayat. Akhirnya sepakat, tanpa suami ikut. Dengan alasan tak membawa celana panjang. Sore itu ba'da ashar saya, Ibu, adik dan keponakan berangkat dengan bersepeda motor.Â