Untuk beberapa hari hanya tidur, untuk sholat saja dengan cara duduk, itu pun tidak kuat sekalipun hanya lima menit.
Dalam keheningan malam, saya berdoa mohon ampun. Ya Allah, akankah berakhir masa-masaku di dunia ini?
Dalam linangan air mata, saya hanya bisa pasrah.
Berulang kali pertanyaan itu terlontar diiringi derai air mata. Tiga keluarga.. istri adik yang di Bayat, lalu Ibu dan adik nomor dua juga nomor empat. Kemudian saudara dari suami pun sakit. Hingga saat ini semua sakit belum sembuh benar.
 Dalam pembaringan saya berusaha menulis, paragraf demi paragraf saya susun dengan untaian doa
Ya, Allah sampaikanlah umur kami hingga Ramadhan tahun ini dan tahun-tahun yang akan datang. Jangan jemput kami, karena belumlah cukup bekal kami untuk pulang.Â
Biarkan kami menyambutmu  dengan sabar dipembaringan.
 Ampunilah
kami, sembuhkanlah segala penyakit, beri kesabaran dalam menjalani ujian ini atas izinmu.
- Imam Nawawi berkata, Laa haula wa laa quwwata illa billah, itu kalimat tanda menyerah  dan tunduk(pasrah).
Dan sesungguhnya hamba itu tidak mempunyai sesuatu urusan pun. Dan tidak mempunyai daya dalam menolak jelek(jahat). Dan tidak mempunyai kekuatan untuk menarik kebaikan, kecuali dengan kehendak Allah ta'ala. Aku berkata, 'Telah sampai beberapa hadits yang lain dalam hal keutamaan. "Laa Haula wa laa Quwwata Illa Billah."
Diantaranya Hadits Abu Musa Al-Asy'ari. Di dalamnya terdapat, Wahai Abdullah binQais, ketahuilah, maukah kamu aku ajari kalimat, yang kalimat itu dari gudang surga, yaitu Laa Haula wa Laa Quwwata Illa Billah."
Sumber: Hadits Qudsi Shahih dan penjelasannya, Al Imam Abi Al Hasan Nuruddin, Ali bin Sulthan Muhammad Al-Qoriy.Â
Tulisan ke-75. Klaten 12 April 2021
Referensi 1
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI