Mohon tunggu...
Yuliyanti
Yuliyanti Mohon Tunggu... Wiraswasta - Yuli adja

Yuliyanti adalah seorang Ibu Rumah Tangga memiliki kesibukan mengurus bisnis keluarga, Leader paytren, Leader Treninet. Sebagai penulis pemula telah meloloskan 7 antologi. Penulis bisa ditemui di IG: yuliyanti_leader_paytren Bergabung di Kompasiana 20, Oktober 2020

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

[Ramadhan Penuh Berkah] Aku Menyambutmu dengan Sabar di Pembaringan

12 April 2021   22:24 Diperbarui: 13 April 2021   13:05 909
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ibu membonceng adik perempuan, sedangkan saya membonceng ponakan yang jauh lebih tinggi tubuhnya dari saya. Membutuhkan waktu lima belas menit untuk  sampai di desa mertua adik nomor tiga. Setelah menikah setahun yang lalu, atas permintaan keluarga istrinya adik saya(Tri) diminta untuk menetap di sana. Kami pun tak mempermasalahkan, asal mereka hidup bahagia.

Setelah cukup kami melanjutkan talisilaturahmi ke rumah adik bungsu ipar saya. Kebetulan dulu suaminya jatuh saat bersepeda kami belum sempat membesuknya.

Mbak Ning dan Mas Widodo, adik iparnya Tri, mereka senang saat kami berkunjung. Walau hanya sebentar karena waktu hampir pukul lima sore kami segera pamit.

Sekantung plastik oleh-oleh dari Mbak Ning, maklum beliau membuka kelontong cukup besar di desanya. Dulu saat adik belum menikah, Mbak Ning pelanggan setianya. Pada waktu Tri masih dagang sembako keliling. Setelah kecelakaan menimpa dia tak lagi meneruskan usahanya. Lebih memilih membantu saya di toko.

***

Sesampainya di rumah, saya membuka oleh-oleh dari Mbak Ning, ada tiga bungkus kripik bayam, 1 bungkus kripik pisang dan beberapa es lilin rasa rujak.

Saya mengambil 1 bungkus kripik bayam dan 4 buah es lilin rujak, begitu juga adik. Sisanya lebih banyak untuk Ibu.
 Saya pun pamit pulang, karena esok hari anak saya akan ujian.

Hari pertama puasa sunnah senin kamis, setelah operasi dulu, saya jarang puasa sunnah.
Hari itu awal bulan April, siswa kelas enam SD MIM Mlese. Saya ingin membatu anak dengan doa dan puasa, dengan harapan mereka diberi kemudahan saat ujian.

Sore itu seperti biasa, saat buka puasa secangkir teh manis berteman beberapa gorengan buatan sendiri menjadi teman santap berbuka puasa. Pada awal makan lidah tak merasakan adanya kejanggalan, semua enak. Namun, pada pagi hari tenggorokan saya taknyaman. Seperti mau batuk. 

Dalam hati saya bertanya, saya habis makan apa? Saya menggoreng gembus(ampas tahu yang telah di olah sedemikian rupa) hingga layak dikonsumsi. Kudapan tersebut sangat lezat saat dibumbui lalu digoreng dengan minyak baru.

 Olahan dengan minyak sendiri tidak akan menyebabkan batuk, batin saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun