Saya tertarik untuk mengikuti tantangan admin Kompasiana menulis tentang lika-liku kerja sampingan.
Saya pun teringat cerita Adik ipar. Kala itu dia berkata, ada seorang sales merangkap wartawan mampir ke warung yang ia gelar.
Dari omongan basa-basi, hingga sampailah ke pokok inti. Katanya, selain sebagai sales cat meliput berita jadi kerja sampingan. Dalam sekilas obrolan itu, adik pun bertanya;
"Apakah menyuplai barang ke Taruna, Mas?"
"Iya. Semua toko di Klaten, masuk Mas." Jawabnya kala itu.
Semua itu membuat saya penasaran, siapa beliau? Karena ada dua devisi dalam produk terkait. Salesnya pun  berbeda. Tetapi, dari status di Wahtsapp sering update seputar Solo Raya hanya Mas Arya.
Kebetulan sore itu ada jadwal kunjungan dari produk tersebut. Kesempatan itu saya pergunakan untuk ngobrol menanyakan perihal kebenarannya.
"Mas, apa betul kerja sampingannya sebagai wartawan?"
Tanpa basa-basi pun langsung bertanya, karena penasaran.
Ternyata benar, sebut saja namanya Mas Arya(bukan nama asli) beliau selain jadi sales produk cat ternama, ternyata mempunyai sampingan kerja sebagai wartawan seputar Kota Solo.
"Iya, Mbak Yuli. Saya wartawan recehan." Jawabnya kala itu sembari tertawa lebar.
Terang saja mengundang gelak tawa, saya pun melontarkan pertanyaan.
"Wartawan recehan gimana Mas?"
"Iya, jadi terima bayaran kalau pas meliput saja, kalau enggak, ya nggak bayaran."
 "Enak ya Mas, jadi wartawan?" Tanya saya lagi.
"Enak-enak susah Mbak. Kalau pas ada job jarang pulang. Seperti saat meliput acara pelantikan  Walikota Solo Mas Gibran, dua hari tidak pulang. Sibuk nulis bikin laporan, terkadang kata-kata kurang sesuai...
"KBBI, EYD, Begitukah?" Sela saya waktu itu.
"Iya, hahaha."Â
Tawanya melebar. Sore itu waktu kunjungan hanya untuk cerita saja.
Yah, lumayan sih bayarannya, Tapi tidur di balai kota. Tidak ketemu keluarga dua hari. Terkadang, saya kasihan sama anak, pada hari-hari tertentu minta ayahnya di rumah, tapi nggak bisa. La piye meneh, wong wis gaweane.")*
Beliaupun menceritakan, kantor utama tempat bekerja tidak mempermasalahkan tentang pekerjaan tersebut. Seandainya  tidak masuk kerja karena harus meliput, Pimpinan pun memaklumi pekerjaan saya, Mbak.
 "Ya, udah enjoi saja Mbak Yuli."  Katanya mengakiri kunjungan, karena harus pindah ke toko lain.
Catatan)** Ya, gimana lagi, udah jadi pekerjaannya.
Tulisan ke-69. Klaten, 02 April, 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H