Mohon tunggu...
Yulia Sujarwo
Yulia Sujarwo Mohon Tunggu... Freelancer - History Enthusiast, host youtube channel @HistoricalInsight

history is my passion

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Masa Kecilku dan Alun-Alun Kidul Yogyakarta

1 Desember 2021   15:10 Diperbarui: 1 Desember 2021   15:51 454
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pohon Ringin Kembar. Lukisan pribadi

Tak banyak orang yang tahu tentang filosofi ini loh  gaes, sungguh sangat disayangkan sekali. Wisatawan bahkan masyarakat sekitar hanya tahu masangin itu adalah permainan mencari wangsit saja dan hanya sedikit yang tahu tentang kebenarannya. Yah gimana lagi ya gaes, realitanya begitu, seiring perkembangan zaman oranh-orang enggan belajar sejarah dan lebih mementingkan konten sosial media dengan berswafoto tanpa tahu sejarah dibalik tempat tersebut. Paling tidak diedukasi sedikit tentang sejarah di balik sakralnya Pohon Beringin kembar itu.ingat gaes, Jas Merah (Jangan Melupakan Sejarah).

Sewaktu aku kecil, Alkid di kala malam hari juga tak seramai sekarang gaes, masih sepi sekali bahkan mulai jam 8 malam sudah sangat sepi sekali seperti uji nyali. Waktu itu aku pernah diboncengin motor oleh kakak sepupu sekitar tahun 1998, sepi sekali tapi sempat terlihat beberapa pasangan mas mbak sedang bercengkrama. Jika kakak sepupuku tahu apa yang kulihat maka ia segera akan menyuruhku untuk menutup mata. Belum lagi mbak-mbak remaja, beberapa dari mereka berkeliaran sembunyi-bunyi terkadang diikuti laki-laki. Mungkin bisa dibilang itu sisi gelapnya Alkid hehe ya emang gelap banget dulunya.

Suasananya Alkid yang paling aku suka sebenarnya saat pagi hari dan sore hari kala itu karena memang hawanya untuk bersantai. Suasana seperti ini sudah tidak bisa ditemukan lagi di zaman sekarang. Banyaknya motor dan mobil yang parkir serta makin banyak orang yang datang ke Alkid. Kalau dibandingkan zaman sekarang ya tentu saja berbeda, sudah kian padat dan polusi apalagi di malam hari. Dulu sebelum corona melanda, masih bisa melihat banyak odong-odong  sampai  tengah malam tapi sekarang jamnya dibatasi. Sekarang sudah ketat peraturannya dari pemerintah setempat.  Saat ppkm level 3 tempo lalu odong-odong sempat dilarang mangkal. Menurutku Alkid tanpa odong-odong ada yang kurang juga sih gaes untuk masa kini loh ya. Karena memang sudah menjadi ikon tersendiri odong-odong dan Alkid adalah daya tarik wisatawan untuk plesiran dan melepas stress.

Oyah gaes, kalau kalian yang belum pernah foto atau masangin mending sekarang saja karena ada rumor jika Alkid juga akan dipagari besi. So jangan sampai ketinggalan info loh gaes. Hiks sedih juga kalau sampai jadi dipageri jadi tidak bisa leyeh-leyeh menikmati pemandangan pohon Ringin secara "utuh"

Terlepas dari hiruk pikuk Alkid masa kini, terkadang aku masih merindukan Alkid yang masih sepi, belum banyak kendaraan lalu lalang. Tentunya hal ini tidak bisa terulang lagi kecuali saat hujan deras sekali  baru Alkid menjadi sepi sunyi. Jika sudah begitu akan terasa sakralnya Alkid beserta misteri yang menyelimutinya.  

Lantas, apakah kalian juga mempunyai pengalaman masa kecil di Alkid sepertiku? Pastinya ceritanya juga seru dan tak terlupakan.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun