Mohon tunggu...
Yulia Sujarwo
Yulia Sujarwo Mohon Tunggu... Freelancer - History Enthusiast, host youtube channel @HistoricalInsight

history is my passion

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

International Conference Sound of Borobudur, Menggaungkan "Borobudur sebagai Pusat Musik Dunia"

2 Juli 2021   12:52 Diperbarui: 2 Juli 2021   14:44 586
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pembicara kedua yaitu Dr Muhammad Amin SSn MSn MA selaku Direktur Industri Musik, Seni Pertunjukan, dan Penerbitan Kemenparekraf RI. Pembicara ketiga yaitu Moe Chiba dari perwakilan dari UNESCO dan pembicara terakhir yaitu Sulaeman Shehdek dari Visit Indonesia Tourism Officer (VITO) Singapore.

Sesi kedua konferensi internasional tersebut saya juga banyak belajar dari perwakilan UNESO yaitu tentang Suistanable Tourism In Borobudur. Moe Chiba memaparkan jika akan mengadakan festival musik di Borobudur maka ada hal-hal yang harus diperhatikan agar tidak merusak Borobudur itu sendiri yaitu festival musik Borobudur tidak menggunakan infrastruktur berat di sekitar Borobudur, yang kedua yaitu  meningkatkan pemahaman situs heritage yang lebih mendalam dan berkualitas.

Poin ketiga yaitu dapat diakes bagi penyandang disabilitas dan yang keempat adalah dapat memberikan pekerjaan baru bagi masyarakat lokal, jika acara atau panggung musik berada dan tersebar di desa-desa sekitar Candi Borobudur.

Selain narasumber-narasumber yang keren itu, International Conference Sound Of  Borobudur juga menghadirkan pertunjukan musik orkestra yang dimainkan dengan indah dan syahdu oleh sejumlah musisi. Di antaranya Dewa Budjana dan Trie Utami yang berkolaborasi dengan musisi nusantara lainnya (Vicky Sianipar, Ivan Nestor, Samuel Glenn, Moris, dan Nur Kholis) yang memainkan alat-alat musik yang terpahat pada relief Candi Borobudur seperti suling, luthe, ghanta, simbal, cangka, gendang, dan saron.

Hal istimewa yang lain yaitu, Sounds of  Borobudur juga mendapat dukungan partisipasi aktif dari seniman dan musisi dari 10 negara, diantaranya Laos, Vietnam, Filipina, Myanmar, Taiwan, Jepang, China, Amerika, Spanyol, dan Italia.

Kesan saya setelah mengikuti International Conference Sound Of  Borobudur ini, saya mendapat pengetahuan yang sangat bermanfaat sekali dan bahkan saya menonton ulang acara ini di youtube. Buat kalian yang tidak mengikuti konferensi internasional ini bisa menonton di kanal youtube ya.

The last but not least, terima kasih untuk Kemenparekraf, Yayasan Padma Sada Svargantara, dan Kompas Group yang telah menggelar konferensi internasional sekeren ini. Saya juga berterima kasih kepada Kompasiana Jogja yang telah memberikan kesempatan saya untuk mengikuti konferensi ini via daring. Salam Wonderful Indonesia selalu Istimewa!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun