Mohon tunggu...
Yulia Sujarwo
Yulia Sujarwo Mohon Tunggu... Freelancer - History Enthusiast, host youtube channel @HistoricalInsight

history is my passion

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Pengalaman Mistis Semenjak Jadi Anak Kos Part II

16 Februari 2021   17:20 Diperbarui: 16 Februari 2021   17:51 3035
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
source foto: m.brilio.net

Tapi keadaan tersebut tak berlangsung lama ketika kos tersebut hanya tersisa dua orang saja yaitu saya dan satu mbak-mbak kuliah pascasarjana. Saya pun tak tahu namanya, kos itu cenderung individual. Yang pasti mbak kos itu kalau pulang malam banget bahkan jam 12 terkadang baru sampai kos.

Saat itu ketika saya hendak makan sahur bersama ibu saya di rumah suami barunya itu, saya keluar kamar dan ketika mau mengunci pintu. Saya merasa di belakang saya ini ada seorang perempuan tak pikir mbak kos yang mau keluar untuk sahur juga ternyata bukan hanya bayangan. Ketika motor mau dinyalakan itu tiba-tiba susah banget padahal rajin servis. Saya pun membatin,

"rasah ganggu, kene meh sahur. Nek ameh njedul, njedul wae tapi njuk tak balang sandal"

Ajaibnya, motor saya bisa dinyalakan dan saya saat menutup pagar dan gembok itu saya melihat bayangan hitam "mbak-mbak". Wo lahh katanya dhemit tidak ada pas bulan suci tapi kok malah berani menampakan diri. Saat itu saya jadi menyalahkan guru agama saya, karena kata beliau tak ada setan muncul semua digembok. Tapi setelah mengalami sendiri mungkin yang dimaksud setan digembok itu ya nafsu manusia itu sendiri.

Malam harinya saat selesai sholat tarawih, saya pun dilanda rasa kantuk yang amat luar biasa. Saya pun tidur jam 9 malam dan seperti biasa kos sepi banget dan tidak ada seorang pun kecuali saya. Saya pun merebahkan tubuh saya ke kasur dan tertidur. Kira-kira 3 jam saya tidur, tiba-tiba saya terbangun karena da suara glodakan di luar. 

Saya pun keluar takutnya motor saya kenapa-kenapa. Tapi setelah saya ke depan tidak ada siapa pun bahkan tikus pun tak terlihat. Saya pun juga ngecek kamar mbak kos yang sering pulang malam itu tapi nihil, kamarnya gelap sekali. Kemungkinan besar tidak pulang kos.

Saya pun melanjutkan tidur dan di samping saya sudah ada Al-Quran. Saya tidur malam itu dengan rasa was-was walaupun di dekat saya ada kitab suci sekalipun. Tak berselang lama, saya pun ketindihan dan susah sekali bernapas. Mungkin lebih dari 5 menit saya tak bisa menggerakkan tubuh dan ngo-ngosan. 

Saat itu, saya juga merasakan seperti ditindih sesuatu yang amat besar tapi saya tidak bisa melihatnya hanya bulatan hitam saja seperti asap. Saya pun berusaha agar bisa mengucap Allahhuakbar berkali-kali dan istigfar tapi teap saja masih tindihan. Akhirnya saya pasrah dan dari mulut saya hanya terucap "karepmu, luweh". Ehh saya tidak tindihan lagi dong. Jam masih menunjukan pukul 1.30 dini hari. Saya pun memutuskan untuk tidak melanjutkan tidur lagi dan pergi ke tempat ibu saya tinggal.

Saya tidak pernah menceritakan peristiwa ini ke ibu saya dulu karena saya tidak mau menambahi pikiran ibu saya yang sudah renta. Saya hanya menceritakan ke teman saya yang punya kos tersebut. Dia pun hanya tertawa dan menurut pengakuan dia, ternyata dia tidak pernah tidur di sana walaupun siang hari. Dia selalu bersama teman-teman kampusnya itu dan kalau malam selalu kosong. Dia juga cerita pernah tindihan di siang hari dan sejak saat itu dia kapok sendirian tidur di kamar kos tersebut. Tindihan paling parah seumur hidup dan susah sekali bernapas.

Semenjak kejadian tindihan super mengerikan itu, saya tidak pernah tidur kos lagi. Lalu saya pergi dan tidak menempati kos tersebut. Kebetulan, setelah lebaran tahun 2011 saya diajak teman ke Jakarta untuk mencari pekerjaan di sana. Beban saya pun hilang saat itu gaes dan tidak tindihan apalagi diganggu suara-suara aneh yang membuat bulu kuduk merinding. Total, say ahanya tinggal di kos tersebut kurang lebih sebulan saja. Saya sudah tidak kuat lagi, kalaupun saya tidak ke Jakarta, saya juga akan tetap pindah dan tidak mau berurusan dengan hal aneh-aneh tersebut. Capek tahu!

Akhirnya saya sampai juga di Jakarta tepatnya di daerah Cipinang. Pikirku saya sudah mearasa aman, tapi ternyata saya masih menemui "mereka" lagi. Bersambung....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun