Mohon tunggu...
Yulia Sujarwo
Yulia Sujarwo Mohon Tunggu... Freelancer - History Enthusiast, host youtube channel @HistoricalInsight

history is my passion

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Menemukan Mesin Waktu di Kopi Lumbung Mataram Kotagede Yogyakarta

6 Januari 2021   20:54 Diperbarui: 6 Januari 2021   21:04 2881
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Plakat Kopi Lumbung Mataram. Dok: Pribadi

Tak terasa sudah awal tahun lagi gaes dan tahun 2021 ini masih dalam keadaan pandemi, namun kita harus tetap srawung dolan -- dolan kuliner dengan happy tapi tetap mematuhi protokol Covid 19 yak. 

Mengawali dolan kuliner tahun 2021 bersama keluarga besar Kompasianer Jogja, kami berkunjung dan srawung di Kopi Lumbung Mataram pada hari Senin 4 Januari 2021. Jalan menuju ke Kopi Lumbung Mataram ini tak mudah bagi yang belum pernah jelajah Kotagede. 

Jika keblasuk menggunakan google maps alangkah baiknya menggunakan cara seperti orang tua kita dahulu yaitu bertanya kepada orang sekitar kawasan Kotagede. Pasti mereka mengenal daerah Purbayan. 

Sebagai penulis, saya sih tidak sulit menemukan tempat ini karena sudah familiar karena saya sering gowes bersama tamu --tamu asing saya di kawasan heritage Kotagede. Jalannya memang blusuk dan sempit tapi justru itu seninya blusuk syahdu.

Kopi Lumbung ini tak hanya sekedar warung kopi biasa, karena tempatnya saja sudah seperti mesin waktu. Bayangin aja gaes, ketika kaki melangkah masuk ke area kompleks rumah rasanya itu deg --  deg ser seperti kembali ke masa lalu. Atmosfer abad 19 begitu terasa. 

Pandangan mata di suguhi rumah Jawa klasik yang masih lengkap seperti ada pendhapanya, rumah inti. Bahkan ornamen -- ornamen abad 19 pun masih melekat syahdu di bangunan ini. Seperi yang telah di tuturkan oleh salah satu pengurus Kopi Lumbung ini, Ibu Zuraida bahwa bangunan Kopi Lumbung Mataram ini sudah eksis dari tahun 1850. So gaes sudah sepuh sekali yakni sekitar 170 tahunan dan sudah 4 generasi.

Pintu gerbang masuk Kopi Lumbung Mataram. Dok : pribadi
Pintu gerbang masuk Kopi Lumbung Mataram. Dok : pribadi
Ngomong -- ngomong, asal muasal nama "Kopi Lumbung" ini berasal dari nama bantuan pemerintah DIY kepada desa wisata yang menjadi progamnya untuk mengembangkan potensi daerah tersebut. Menu makanannya macam -- macam yang pasti kenyang dan hati pun senang. 

Makanan yang kami makan di Kopi Lumbung seperti: sate jeroan, sate tempura, sate telur puyuh, sayur lodeh, gorengan, ayam goreng dan makanan kecil tradisional lainnya. Tumis kembang pepaya yang pahit pun kami jumpai dan rasanya itu khas banget. Tempe bacem pun sangat enak dan mendarat manis di mulut. Ada juga yang spesial dari Kopi Lumbung Mataram ini yaitu nasi dibungkus daun Jati dan isinya nasi ramesan enak. 

Saya yakin banyak dari kalian belum pernah melihat atau makan nasi bungkusnya daun Jati yak an? Makanan yang kami makan benar- benar mewakili rasa makanan khas tradisional Yogyakarta yang sudah jarang kita temui. Minumannya baru tersedia teh dan kopi dan bagi kami kedua minuman tersebut sudah menjadi pelengkap sempurna dolan -- dolan kuliner di Kopi Lumbung Mataram.

Nasi Bungkus Daun Jati. Dok: Pribadi
Nasi Bungkus Daun Jati. Dok: Pribadi
Aneka Macam Makanan Kopi Lumbung Mataram. Dok : Riana Dewi
Aneka Macam Makanan Kopi Lumbung Mataram. Dok : Riana Dewi
Oyah gaes, sebenarnya perihal bangunan tua dan dijadikan warung atau caf itu baik asal tidak merubah bangunan, merawat dan mempertahankan bentuk asli bangunan. Kopi Lumbung Mataram ini merupakan salah satu tempat yang langka untuk saling bercengkrama. 

Bernostalgia baik loh bagi orang -- orang yang sudah jenuh dengan keramaian. Seperti yang sudah saya bilang di awal tulisan. Kopi Lumbung ini merupakan mesin waktu yang bisa mmebuat kalian tidak mau beranjak pergi ketika sudah santai -- santai di sana.

Plakat Kopi Lumbung Mataram. Dok: Pribadi
Plakat Kopi Lumbung Mataram. Dok: Pribadi
Kopi Lumbung Mataram ini juga sudah menerapkan CHSE loh gaes. Bagi kalian yang belum tahu CHSE itu apa? Jadi CHSE adalah penerapan protokol kesehatan yang berbasis pada Cleanliness (Kebersihan), Health (Kesehatan), Safety (Keamanan), dan Environment Sustainability (Kelestarian Lingkungan). 

For your information mengenai CHSE ini sebenarnya sudah digalakan saat new normal di keluarkan pemerintah, Kemenparekraf sebagai lembaga yang menaungi sektor pariwisata dan ekonomi kreatif menggencarkan protokol kesehatan CHSE agar dapat diimplementasikan oleh badan usaha masyarakat. 

Kopi Lumbung ini bangunanya sifatnya outdoor dan sirkulasi udaranya baik sekali bahkan ketika masuk ke dalam area Kopi Lumbung Mataram sudah ada tempat cuci tangan. Jadi tunggu apa lagi, kalian bisa nongkrong dengan aman, sehat dan tetap menerapkan social distancing ya gaes. 

Oyah tentang lahan parkir di Kopi Lumbung Mataram ini cukup luas dan saya sarankan memakai motor ya gaes karena kalian akan blusukan ke gang kecil.

Foto Bersama Kjog dan salah seorang pengurus Kopi Lumbung MataramIbu Zuraida. Dok : Riana Dewi
Foto Bersama Kjog dan salah seorang pengurus Kopi Lumbung MataramIbu Zuraida. Dok : Riana Dewi
Saya sarankan kalau kalian mau datang ke tempat ini harus janjian terlebih dahulu. Kalian bisa mengikuti sosial medianya di Instagram dan lebih syahdu lagi kalian datangnya sore atau setelah maghrib. 

Perasaan nano -- nano suasana tempoe doeloe kalian akan dapatkan di Kopi Lumbung Mataram. Jangan lupa ajak teman atau sanak saudara dan ingat selalu untuk tidak merusak bangunan heritage yak arena itu adalah aset yang harus kita jaga. Last but not least, old placse have soul -- self quote.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun