Tak terasa sudah awal tahun lagi gaes dan tahun 2021 ini masih dalam keadaan pandemi, namun kita harus tetap srawung dolan -- dolan kuliner dengan happy tapi tetap mematuhi protokol Covid 19 yak.Â
Mengawali dolan kuliner tahun 2021 bersama keluarga besar Kompasianer Jogja, kami berkunjung dan srawung di Kopi Lumbung Mataram pada hari Senin 4 Januari 2021. Jalan menuju ke Kopi Lumbung Mataram ini tak mudah bagi yang belum pernah jelajah Kotagede.Â
Jika keblasuk menggunakan google maps alangkah baiknya menggunakan cara seperti orang tua kita dahulu yaitu bertanya kepada orang sekitar kawasan Kotagede. Pasti mereka mengenal daerah Purbayan.Â
Sebagai penulis, saya sih tidak sulit menemukan tempat ini karena sudah familiar karena saya sering gowes bersama tamu --tamu asing saya di kawasan heritage Kotagede. Jalannya memang blusuk dan sempit tapi justru itu seninya blusuk syahdu.
Kopi Lumbung ini tak hanya sekedar warung kopi biasa, karena tempatnya saja sudah seperti mesin waktu. Bayangin aja gaes, ketika kaki melangkah masuk ke area kompleks rumah rasanya itu deg -- Â deg ser seperti kembali ke masa lalu. Atmosfer abad 19 begitu terasa.Â
Pandangan mata di suguhi rumah Jawa klasik yang masih lengkap seperti ada pendhapanya, rumah inti. Bahkan ornamen -- ornamen abad 19 pun masih melekat syahdu di bangunan ini. Seperi yang telah di tuturkan oleh salah satu pengurus Kopi Lumbung ini, Ibu Zuraida bahwa bangunan Kopi Lumbung Mataram ini sudah eksis dari tahun 1850. So gaes sudah sepuh sekali yakni sekitar 170 tahunan dan sudah 4 generasi.
Makanan yang kami makan di Kopi Lumbung seperti: sate jeroan, sate tempura, sate telur puyuh, sayur lodeh, gorengan, ayam goreng dan makanan kecil tradisional lainnya. Tumis kembang pepaya yang pahit pun kami jumpai dan rasanya itu khas banget. Tempe bacem pun sangat enak dan mendarat manis di mulut. Ada juga yang spesial dari Kopi Lumbung Mataram ini yaitu nasi dibungkus daun Jati dan isinya nasi ramesan enak.Â
Saya yakin banyak dari kalian belum pernah melihat atau makan nasi bungkusnya daun Jati yak an? Makanan yang kami makan benar- benar mewakili rasa makanan khas tradisional Yogyakarta yang sudah jarang kita temui. Minumannya baru tersedia teh dan kopi dan bagi kami kedua minuman tersebut sudah menjadi pelengkap sempurna dolan -- dolan kuliner di Kopi Lumbung Mataram.
Bernostalgia baik loh bagi orang -- orang yang sudah jenuh dengan keramaian. Seperti yang sudah saya bilang di awal tulisan. Kopi Lumbung ini merupakan mesin waktu yang bisa mmebuat kalian tidak mau beranjak pergi ketika sudah santai -- santai di sana.
For your information mengenai CHSE ini sebenarnya sudah digalakan saat new normal di keluarkan pemerintah, Kemenparekraf sebagai lembaga yang menaungi sektor pariwisata dan ekonomi kreatif menggencarkan protokol kesehatan CHSE agar dapat diimplementasikan oleh badan usaha masyarakat.Â
Kopi Lumbung ini bangunanya sifatnya outdoor dan sirkulasi udaranya baik sekali bahkan ketika masuk ke dalam area Kopi Lumbung Mataram sudah ada tempat cuci tangan. Jadi tunggu apa lagi, kalian bisa nongkrong dengan aman, sehat dan tetap menerapkan social distancing ya gaes.Â
Oyah tentang lahan parkir di Kopi Lumbung Mataram ini cukup luas dan saya sarankan memakai motor ya gaes karena kalian akan blusukan ke gang kecil.
Perasaan nano -- nano suasana tempoe doeloe kalian akan dapatkan di Kopi Lumbung Mataram. Jangan lupa ajak teman atau sanak saudara dan ingat selalu untuk tidak merusak bangunan heritage yak arena itu adalah aset yang harus kita jaga. Last but not least, old placse have soul -- self quote.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H