Mohon tunggu...
Yulia Sujarwo
Yulia Sujarwo Mohon Tunggu... Freelancer - History Enthusiast, host youtube channel @HistoricalInsight

history is my passion

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Pelesiran di Yogyakarta ala Gadis Tahun 1970-an

10 Februari 2018   18:43 Diperbarui: 14 Februari 2018   10:23 2489
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ibu dan temannya sedang berpose di depan Dwarapalla Kraton Yogyakarta

"When I see old pictures and everytime I look at them. They"r alive and they are in the present moment. Then for me, the subject of the picture is always more important than the picture."

Yogyakarta, Mei-Juni 1975

Foto bagi saya adalah tidak sekadar hasil "jepret-jepret" dari kamera ke objek yang dituju saja. Namun yang terpenting dari foto itu adalah sisi kejujuran realitanya baik momen senang atau sedih. Kemudian semua hal itu akan menjadi momen yang sangat bermakna bagi sejarah dari foto tersebut. Seakan-akan foto itu bercerita sendiri kepada siapa pun yang melihatnya. Tujuannya sangat sederhana, supaya apa yang kita rasakan saat memotret orang lain juga bisa merasakannya. Orang juga bisa membayangkan bertapa indahnya alam atau cerita tersebut dengan sebuah karya yang yang telah diabadikan.

Awal Januari 2018, saya membersihkan lemari tua kepunyaan mendiang ibu. Saat itu, ia masih berdiri kokoh di salah satu sudut ruangan rumah. Lemari yang usianya mungkin lebih dari usia saya sekarang. Pada saat saya mengambil baju-baju ibu untuk disumbangkan, tiba-tiba saya menemukan foto lawas hitam putih milik mendiang. Foto-foto tersebut saya amati dan menciumnya karena tiba-tiba saya kangen ibu saya karena saya sudah tidak bisa melihat beliau lagi. Beliau sudah meninggal 4,5 tahun lalu. Foto-foto lawas itu mempunyai berbagai macam cerita. Saya tertarik dengan foto plesiran beliau.

Setelah saya lihat dengan teliti tiap foto, terlihat tanggal dan tahun dan lokasi. Menurut infomasi dari foto-foto lawas itu, beliau pernah piknik dua kali di bulan Mei tahun 1975 dan Juni tahun 1976. Beliau mengunjungi tiga tempat, yaitu Keraton Yogyakarta, Pesanggrahan Taman Sari, dan Pantai Baron. Sepintas saya teringat cerita tentang ibu saya saat muda. Beliau menceritakan kepada saya di saat hari terakhirnya tepatnya 9 hari sebelum kematiannya. Ternyata beliau mempunyai hobi plesiran dengan teman-temannya.

8 Mei 1975

Suasana Yogyakarta pada tahun 1975 masih lumayan lengang dan tidak macet seperti sekarang. Masih banyak masyarakat Yogyakarta yang menggunakan transportasi sepeda dan berjalan kaki di bawah pohon rindang dan syahdu. Jika melihat foto lawas ini dipastikan ibu saya dan teman-temanya mengunjungi Keraton Yogyakarta dan Pesanggrahan Tamansari dengan berjalan kaki saja. Hal ini dikarenakan dulu rumah ibu dulu berlokasi di Kampung Danunegaran dekat Pojok Beteng Wetan, kurang lebih 2 Km saja dari rumah menuju Keraton Yogyakarta.

Ibu dan temannya di Kraton Yogyakarta. Dok pribadi
Ibu dan temannya di Kraton Yogyakarta. Dok pribadi
Kala itu beliau mengunjungi bersama 7 orang temannya jika dilihat dari usia mereka lebih tua semua dari ibu yang pada saat itu berumur 22 tahun. Gaya berpakaian mereka pun sebenarnya tidak jauh beda dari sekarang. Para perempuan menggunakan baju terusan seperti dress selutut dan tangan mereka memegang tas. Gaya rambut mereka masih sangat polos dengan belahan tengahnya dan hitam panjang. 

Bukankah sampai saat ini juga banyak perempuan dengan gaya belahan tengah. Namun yang menarik dari foto ini adalah gaya berpakaian teman ibu saya masih hits dengan celana cutbray-nya. Saya yakin, fashion yang ada di foto ini sudah paling popular pada masanya.

Ibu dan temannya sedang berpose di depan Dwarapalla Kraton Yogyakarta
Ibu dan temannya sedang berpose di depan Dwarapalla Kraton Yogyakarta
Ibu saya pernah bilang juga kalau zaman dahulu tahun 1960-1980 warung makan tidak banyak. Tidak seperti sekarang, warung di mana -mana dari sekelas warmindo hingga restoran mewah. Zaman dahulu, warung biasanya terdapat di sekitar pasar tradisional atau di area pusat keramaian seperti contohnya di Pojok Beteng Wetan. 

Dahulu ada yang jual gudeg yang sangat kondang hingga dua generasi, lalu di daerah Gondomanan dahulu kala hanya ada dua atau tiga yang menjual makanan dan jajanan pasar. Jadi bisa disimpulkan bahwa jika dahulu orang-orang yang berwisata biasanya membawa bekal dari rumah.

Berikutnya ada foto yang menjadi favorit saya yaitu foto yang di Pesanggrahan Taman Sari tepatnya di Sumur Gumuling, terlihat lokasi itu belum di renovasi karena terlihat lumut di mana-mana dan kurang terawat.

Ibu dan temannya di Sumur Gumuling area Pesanggrahan Tamansari. Dok pribadi
Ibu dan temannya di Sumur Gumuling area Pesanggrahan Tamansari. Dok pribadi
4 Juni 1976

Beberapa foto yang saya temukan adalah berada di Pantai Baron. Saya bisa membayangkan dari melihat dari foto lawas ini bahwa Pantai Baron masih sangat asri dan belum banyak orang berkunjung. Terlihat juga background foto ibu saya dan dua temannya di samping mobil namun saya tidak tahu merk apa. Uniknya dari foto -foto lawas ini semuanya terlihat jarang senyum atau berpose. 

Satu, dua foto ada yang tersenyum namun posenya sangat kaku sekali tidak seperti sekarang mungkin bisa dibilang overdosis pose sampai bibir manyun-manyun dan selfie hehehe.

Ibu dan temannya di Pantai Baron. Dok pribadi
Ibu dan temannya di Pantai Baron. Dok pribadi
Ibu dan temannya berpose di samping mobil. Dok pribadi
Ibu dan temannya berpose di samping mobil. Dok pribadi
Indahnya berwisata pada zaman dahulu adalah mungkin kita lebih fokus berwisata beneran dan menikmati tempat atau alam yang kita kunjungi. Pengalaman tersebut saya pikir lebih bermakna. Berbeda dengan zaman sekarang, mungkin karena dengan berkembangnya teknologi dengan pesat. Sering kali saya menemukan, mereka lebih fokus ke kamera daripada menikmati tujuan plesiran tadi. Well, apapun itu jika bisa menjaga kebersihan dan ramah lingkungan why not. Jadilah generasi djaman now yang beretika saat berwisata ya...

kumpulan foto lawas. Dok pribadi
kumpulan foto lawas. Dok pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun