Mohon tunggu...
Yulia Vie
Yulia Vie Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wirausaha di desa

Pedagang kelontong desa di bawah lereng gunung Argopuro yang suka membaca dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Aku si Ambivert

7 Agustus 2022   07:05 Diperbarui: 7 Agustus 2022   07:14 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

HP ini tidak pernah berhenti berdering.. mungkin karena pemiliknya yang adalah aku, seorang yang selalu ceria dan tersenyum. Suara tertawa ku juga keras. Aku seorang MC pada tiap reuni sekolah kami. Semua orang akan menilaiku seorang yang ramah dan humoris.

Benarkah aku seorang yang sangat ramah? 

Pernah kubaca sebuah slogan, entah siapa yang menulisnya.. "Tidak semua orang mau menjadi sahabat kita, dan tidak dengan semua orang kita mau bersahabat". Aku setuju sekali. 

Bagaimana dengan slogan yang satu ini? Orang yang selalu tersenyum dan ramah padamu, belum tentu dia mau menjadi sahabat mu. Aku setuju juga. 

Di sebuah group WA sekolahku, aku adalah seorang yang populer. Teman-teman ku mengatakan aku lucu. Semuanya tertawa membaca tulisanku. Mereka semua terbahak-bahak. 

Tapi, jauh didalam hatiku aku adalah sebuah pribadi yang mungkin akan membuatmu bingung. Bagaimana tidak? Aku suka bersosialisasi, suka pesta, tapi di pesta itu, di acara apa saja, aku hanya akan menjadi pendengar dan tidak suka berbaur. Tempat yang paling nyaman adalah di pojok ruangan hanya dengan sedikit teman. 

Aku suka bercanda di group, tapi pada kehidupan nyata aku justru orang yang membuat jarak bahkan sangat serius. Aku suka berteman, sangat suka tapi aku tidak mau terlalu dekat. Mau di telpon tapi jangan terlalu lama apalagi terlalu sering. Aku mudah untuk bosan.

Bagiku memiliki waktu untuk sendirian adalah sama pentingnya dengan berkumpul bersama dengan teman-teman. Membaca, merajut dan menulis tentu saja memerlukan konsentrasi dan itu hanya bisa di lakukan ketika aku sendirian.

Namun begitu, hatiku sangat tulus, empatiku besar.

Terkadang hatiku sangat lelah untuk ngobrol dengan teman-teman. Banyak ide yang rasanya keluar begitu saja dari otakku dan harus segera terealisasikan dan aku begitu bahagia dengan karya2 kecilku.

Dulunya aku juga bingung dengan diriku sendiri. Sampai suatu hari aku tahu, ternyata itu semua karena aku seorang ambivert.

Aku tidak pernah meminta untuk dilahirkan sebagai seorang ambivert. Itu bawaan lahir, itu kata yang tepat untuk ambivert ku.

Dan kalau suatu hari nanti kita bertemu, jangan pernah kecewa pada ku. Aku ramah, selalu tersenyum, kehadiranku menghidupkan suasana, namun jika kamu mendekatiku aku akan menjaga jarak sebelum aku benar2 merasa nyaman berteman dengan mu.

Yup... Semuanya karena aku seorang ambivert. 

Di lereng pegunungan Argopuro.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun