Mohon tunggu...
Yulia Marza
Yulia Marza Mohon Tunggu... Lainnya - Blogger, Employee

Saya ibu 2 orang anak, suka nulis, suka masakan berkuah, kadang suka mager.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Namaku Tiara Part 5

4 April 2023   14:53 Diperbarui: 8 Juni 2023   16:43 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Rayhan dan Tiara berjalan menuju bangku taman yang kosong. Mereka pun duduk dan terdiam beberapa saat. Sebelum Rayhan membuka percakapan.

"Besok pagi, aku sudah berangkat Ra. Waktu kita bertemu hanya untuk malam ini. Kamu mau kan nunggu aku?

Rayhan menghela nafas panjang.

"Papa memintaku mulai belajar di perusahaan eksportir miliknya. Kamu tau kan, aku anak lelaki tertua, dan tentu saja papa menaruh harapan besarnya padaku. Beliau tidak mungkin memberikan kepercayaan pada adikku Raditya yang masih SMP. Aku tak bisa menolak. Aku memilih Malaysia yang jaraknya cukup dekat ke Indonesia"


"Aku mengerti Ray, aku tau ini sulit bagiku dan juga bagimu. Apa kamu bisa meyakinkanku dengan ucapanmu itu?" Balas Tiara sambil menatap lekat Rayhan.

"Percaya aku Ra, Aku sayang sama kamu, kamu tau itu kan" Balas Rahyan lagi.

“Aku juga sayang kamu Ray”ucap Tiara lagi sambil menyandarkan kepalanya di bahu Rayhan.

Bercerita di taman sambil menngurai kenangan masa seragam abu-abu. Tak terasa waktu sudah menunjukan pukul 11 malam. Rayhan pun bergegas mengantarkan Tiara pulang.

“Jaga diri kamu Ray, aku akan selalu merindukanmu. Aku sayang kamu Ray” Balas Tiara sampai di depan pintu rumahnya.

“Kamu juga hati-hati ya, jangan bertingkah aneh aneh, I love you too” 

Rayhan pun berlalu dari rumah Tiara tanpa pamit pada orangtuanya. Sepertinya penghuni ruamh sudah tidur karena lampu ruang tengah tak lagi menyala. Tiara pun membuka pintu rumah dengan kunci cadangan yang selalu dibawanya. Ia pun langsung masuk kamar, membersihkan diri dan mengirim pesan WA sebelum tidurnya.

Tiara: Udah sampe di rumah Ray, Langsung tidur, jangan lupa mimpiin aku.
Rayhan: Udah, baru aja nyampe, okay honey. Love you.
Tiara: Love you too.

Pagi menjelang, Tiara berniat mengantarkan Rayhan ke bandara. Apalah daya, izin dari sang bunda dan segala ancamannya, membuat Tiara memilih lebih baik di rumah saja. Video call lebih baik, daripada sangsi sang ibu yang kadang di luar nalar. 

Kehilangan orang yang selalu ada menemani hari-hari, tentu satu kehilangan besar buat Tiara. Tak hanya Rayhan, dua sahabatnya pun sudah meluncur ke kota lain demi melanjutkan study. Sungguh ini hari terberat bagi Tiara.

Tak ingin larut dalam kesedihan, malam ini Tiara ingin mengutarakan keinginannya pada kedua orangtuanya untuk sekolah di universitas A yang sudah ia daftar diam-diam. Ia pun mulai membuka percakapannya.


“Bu, Yah, Tiara sudah mendaftar di Universitas A. Tiara mengambil jurusan Akuntansi, apa ayah mengizinkannya?” Tiara berkata dengan suara pelan

"Apa? Jangan mimpi kamu bisa sekolah di kampus itu. Ibu takkan rela uang ibu terbuang sia-sia hanya dengan menyekolahkanmu" kalimat ibu bagai sengatan listrik yang mengaliri tubuhnya.

“Sudahlah bu, jangan seperti itu terus pada Tiara” ucap ayah menenangkan suasana.

“Tiara,kali ini, jangan dengarkan perkataan ibu ayah akan membiayai sekolahmu. Jangan lupa kabari ayahnya, kapan Tiara butuh biaya” ucap ayahnya lagi.

Ibunya hanya menyunggingkan senyum terpaksa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun