Rayhan dan Tiara berjalan menuju bangku taman yang kosong. Mereka pun duduk dan terdiam beberapa saat. Sebelum Rayhan membuka percakapan.
"Besok pagi, aku sudah berangkat Ra. Waktu kita bertemu hanya untuk malam ini. Kamu mau kan nunggu aku?
Rayhan menghela nafas panjang.
"Papa memintaku mulai belajar di perusahaan eksportir miliknya. Kamu tau kan, aku anak lelaki tertua, dan tentu saja papa menaruh harapan besarnya padaku. Beliau tidak mungkin memberikan kepercayaan pada adikku Raditya yang masih SMP. Aku tak bisa menolak. Aku memilih Malaysia yang jaraknya cukup dekat ke Indonesia"
"Aku mengerti Ray, aku tau ini sulit bagiku dan juga bagimu. Apa kamu bisa meyakinkanku dengan ucapanmu itu?" Balas Tiara sambil menatap lekat Rayhan.
"Percaya aku Ra, Aku sayang sama kamu, kamu tau itu kan" Balas Rahyan lagi.
“Aku juga sayang kamu Ray”ucap Tiara lagi sambil menyandarkan kepalanya di bahu Rayhan.
Bercerita di taman sambil menngurai kenangan masa seragam abu-abu. Tak terasa waktu sudah menunjukan pukul 11 malam. Rayhan pun bergegas mengantarkan Tiara pulang.
“Jaga diri kamu Ray, aku akan selalu merindukanmu. Aku sayang kamu Ray” Balas Tiara sampai di depan pintu rumahnya.
“Kamu juga hati-hati ya, jangan bertingkah aneh aneh, I love you too”
Rayhan pun berlalu dari rumah Tiara tanpa pamit pada orangtuanya. Sepertinya penghuni ruamh sudah tidur karena lampu ruang tengah tak lagi menyala. Tiara pun membuka pintu rumah dengan kunci cadangan yang selalu dibawanya. Ia pun langsung masuk kamar, membersihkan diri dan mengirim pesan WA sebelum tidurnya.