Mohon tunggu...
Yulia Marza
Yulia Marza Mohon Tunggu... Lainnya - Blogger, Employee

Saya ibu 2 orang anak, suka nulis, suka masakan berkuah, kadang suka mager.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Namaku Tiara Part 4

16 Desember 2022   14:50 Diperbarui: 20 Desember 2022   10:08 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Setelah pamitan, Tiara langsung masuk ke rumah sambil mengucap salam. Saat ingin ke kamar, langkahnya terhenti mendengar suara ketus ibu.

“Dari mana saja kamu, baru pulang jam segini?” tanya ibunya dengan mata menatap tajam Tiara

“Habis dari sekolah, Siska ngajak kami makan di luar bu” balas Tiara dengan sopan.

“Alasan! Bilang saja kamu mau menghindar dari tugas rumah hari ini. Ibu gak mau tau, kamu harus cuci piring makan siang yang ada di dapur, setelah itu bersihkan rumah!” jawab ibunya lagi dengan ketus sambil berlalu dari hadapan Tiara.

Tiara membuang nafas dengan kuat, ia sudah maklum dengan sikap ibunya itu. Sering mengomel dan menyuruh Tiara mengerjakan pekerjaan rumah. Padahal di rumah sudah ada bi Ani yang diminta membantu mengurus rumah. Tapi untung saja, ibu menyuruhnya dalam batas wajar, tidak seperti bawang putih dalam cerita dongeng itu.

Walau merasa dipaksa membantu pekerjaan rumah, Tiara menerima dengan ikhlas. Ia tidak pernah membantah apalagi berucap kasar pada ibu. Tiara tetap menghormati dan menyayangi ibu lebih dari apapun. Tiara tau, dibalik kalimat kasar yang diucapkan ibu, masih terselip cinta seorang ibu pada anaknya.

Bukankah ini bukan salahnya jika ayahnya pergi ketika? Kalaupun Tiara bisa memilih, ia juga gak mau dilahirkan ke dunia, kalau untuk membuat ibu membencinya. Namun siapa yang bisa menolak takdir? Bukankah kita hanya pelakon yang menjalankan skenarioNYA?

Sebelumnya : Namaku Tiara Part 3

Selesai mengerjakan apa yang disuruh ibu, Tiara bergegas ke kamar. Meletakan tas dan handphone di atas meja belajar. Tiara pun melangkahkan kaki ke kamar mandi membersihkan diri. Saat keluar dari kamar mandi, bunyi pesan WA membuatnya meraih handphone yang bergambar apel tergigit.

"Udah di rumah kan? miss you. Jangan lupa dandan yang cantik". Pesan WA dari Rayhan

"Hmmm, udah dong, miss u too, OK, siap boss" balas Tiara dengan emoticon love.

Tiara melihat jam di dinding yang menunjukan pukul 4.30 sore. Ia berbaring di ranjang dan meregangkan tubuhnya yang terasa pegal setelah menyelesaikan pekerjaan yang disuruh ibunya. Ia pun membuka hp dan membalas pesan dari sahabatnya. Tiara masih asyik memainkan handphonenya dengan mulut yang menguap entah beberapa kali. Tak lama ia pun terbang ke alam mimpinya.

Tiara terbangun saat azan maghrib berkumandang. Ia langsung terduduk seperti orang linglung. Teringat janji Rayhan yang akan menjemputnya malam ini, ia pun menuju kamar mandi dan segera bersiap.

30 menit kemudian, ia sudah selesai.  Tiara memilih celana jeans dan baju biru langit yang bergambar Mickey mouse. Ia hanya memoles wajah mulusnya dengan bedak tipis dan lipt tint berwarna merah muda. Tak lupa tas selempang coklat menggayut di tubuh mungilnya. Meraih sepatu kets sambil menuju ruang makan.

Ia melihat ibu, ayah dan dan dua adiknya sudah duduk bersiap makan malam. Tiara menyapa ibu dan ayahnya itu.

“Yah, Tiara mau keluar bentar sama Ray, boleh ya yah” izin Tiara sama ayah
“Mau kemana kamu” sela ibunya sinis.
“Udah bu, biar aja Tiara keluar bareng Rayhan, gak makan dulu Ra” tanya ayahnya lagi.
“Gak ayah, Ray bentar lagi datangi” balas Tiara.

Belum selesai Tiara melanjutkan kalimatnya, suara motor berhenti, terdengar dari depan rumahnya. Ucapan salam terdengar, yang memaksa Tiara membukakan pintu dan menyuruh Rayhan masuk. Tiara dan Rayhan pun berjalan beriringan untuk berpamitan langsung pada keluarganya.

“Malam om, tante” sapa Ray pada ayah ibu Tiara
“Eh..Ray, malam juga, makan dulu Ray” balas mama Tiara
“Makasih tante. Om, tante, saya minta izin bawa Tiara keluar ya” ucap Ray sopan
 “Boleh Ray. Jangan pulang malam ya anak ayah” Balas ayahnya lembut sambil menatap Tiara
“Iya Ayah” jawab Tiara sambil mencium tangan ayah dan Ibunya.

Ray pun melakukan hal yang sama. Tak lupa ia berpamitan juga pada Akmal dan Amanda adiknya Tiara. Keduanya berjalan keluar menuju motor Rayhan yang terparkir di luar rumah.

“Ada yang manis-manis nih dekat abang” ucap Ray sambil memasangkan helm di kepala Tiara.
Muka Tiara langsung merona. Bukan sekali dua kali Tiara mendengar Ray memuji dirinya.

Rahyan memakai pakaian kasual seperti yang Tiara kenakan. Kaos putih di lapisi jaket kulit, celana jeans dan sepatu sport berwarna hitam putih dengan tiga garis di sisinya.

“Udah ah Ray, jangan ngegombal mulu” balas Tiara sambil naik ke motor Rayhan.

Motor pun meninggalkan rumah Tiara dan melaju membelah langit malam. Rayhan menuju sebuah mall yang cukup besar untuk mengisi perut mereka, sebelum menghabiskan sisa waktu terakhir.

Memilih tempat di sisi kiri, dengan kursi yang berwarna bata, mereka pun langsung memesan makanan dan memanggil pelayan untuk mengambilnya.

Tiara menatap wajah Rayhan. Ray pun balik menatapnya. Mata itu, astaga..kenapa jantung ini berdetak kecang? Ia terlihat sangat tampan. Ya Allah, berilah hamba kesempatan untuk selalu bisa menatap mata ini, batin Tiara.

 “Udah puas mandanginnya” ucap Rayhan membuyarkan lamunannya.

“Ih, siapa yang ngelihat kamu, jangan ge-er gitu napa? Ucap Tiara dengan sedikit gugup.

Ray hanya tersenyum, sambil mengacak pelan rambut Tiara. “Aku emang selalu ge-er kalo dekat kamu”. Ucap Ray sambil menatap Tiara.

Mereka pun bercerita tentang segala hal yang diselingi gelak tawa dan wajah tersipu dari Tiara. Dan terhenti ketika pelayan mengantarkan makanan ke meja mereka.

Setelah selesai makan, mereka pun berkeliling kota menikmati malam. Terlihat Tiara yang memeluk pinggang kekasihnya itu dengan erat. Selang setengah jam berlalu, akhirnya mereka berhenti di sebuah taman tempat mereka pernah menghabiskan waktu bersama.

Next..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun