Motor pun meninggalkan rumah Tiara dan melaju membelah langit malam. Rayhan menuju sebuah mall yang cukup besar untuk mengisi perut mereka, sebelum menghabiskan sisa waktu terakhir.
Memilih tempat di sisi kiri, dengan kursi yang berwarna bata, mereka pun langsung memesan makanan dan memanggil pelayan untuk mengambilnya.
Tiara menatap wajah Rayhan. Ray pun balik menatapnya. Mata itu, astaga..kenapa jantung ini berdetak kecang? Ia terlihat sangat tampan. Ya Allah, berilah hamba kesempatan untuk selalu bisa menatap mata ini, batin Tiara.
“Udah puas mandanginnya” ucap Rayhan membuyarkan lamunannya.
“Ih, siapa yang ngelihat kamu, jangan ge-er gitu napa? Ucap Tiara dengan sedikit gugup.
Ray hanya tersenyum, sambil mengacak pelan rambut Tiara. “Aku emang selalu ge-er kalo dekat kamu”. Ucap Ray sambil menatap Tiara.
Mereka pun bercerita tentang segala hal yang diselingi gelak tawa dan wajah tersipu dari Tiara. Dan terhenti ketika pelayan mengantarkan makanan ke meja mereka.
Setelah selesai makan, mereka pun berkeliling kota menikmati malam. Terlihat Tiara yang memeluk pinggang kekasihnya itu dengan erat. Selang setengah jam berlalu, akhirnya mereka berhenti di sebuah taman tempat mereka pernah menghabiskan waktu bersama.
Next..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H