Mohon tunggu...
Fransisca Yuliyani
Fransisca Yuliyani Mohon Tunggu... Penulis - Seorang pecinta bunga matahari | Gratitude Practitioner

Menulis untuk meninggalkan jejak.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Aruna dan Cintanya

6 Maret 2023   13:55 Diperbarui: 6 Maret 2023   14:00 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Wanita itu dengan malas membukanya dan menemukan sosok lelaki yang tersenyum simpul padanya. Badan tegap dan kaca mata yang membingkai mata hitamnya menyorot penuh kelembutan. "Pagi, Runa. Aku harap kamu lebih baik ya, sekarang," kata Rusdi.

Aruna menatap wajah Rusdi dengan tajam. "Nggak usah basa-basi. Mau bilang apa?"

Rusdi menarik napas dalam sebelum menjawab. "Run, kamu pasti membenciku. Kamu selalu mengabaikanku. Tapi aku belajar kalau semua itu ada waktunya termasuk saat kamu harus menerima cinta seseorang."

Aruna memicingkan matanya. "Maksudmu?"

"Aku bukannya nggak bersimpati sama apa yang lagi kamu alami sekarang. Tapi aku udah memutuskan buat nggak lagi ganggu kamu," lanjut Rusdi.

Aruna terdiam. Ini bukan seperti Rusdi. Bukannya dia selalu siap sedia membantu?

"Aku udah menemukan seseorang yang selalu ada dalam tiap hal. Runa, kamu pun berhak bahagia. Jadi, saranku stop buang waktu kayak gini. Reon dan aku akan jadi masa lalu. Aku minta maaf karena memilih berhenti."

Aruna menatap gurat wajah Rusdi yang serius. Memang Runa tak punya hak untuk mencegah Rusdi. 

"Aku pamit. Sebentar lagi Amel kemari. Dia pasti bisa membuatmu senyum lagi. Thanks buat semuanya, Run."

Aruna hanya bisa termangu menyadari semua sudah terlambat. Rusdi pun akhirnya mundur. Detik itu, Aruna tidak tahu bagaimana perasaannya. Harus senang atau sebaliknya karena lagi-lagi ia kehilangan kesempatan. Satu hal yang ia tahu, ia harus belajar untuk memaafkan dan membuka hati untuk peluang yang lebih baik.

Selesai

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun