Mohon tunggu...
Fransisca Yuliyani
Fransisca Yuliyani Mohon Tunggu... Penulis - Seorang pecinta bunga matahari | Gratitude Practitioner

Menulis untuk meninggalkan jejak.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Cara Biar Nggak Kecanduan Gawai

13 Februari 2023   10:35 Diperbarui: 13 Februari 2023   10:40 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beberapa waktu lalu, saya mendapat notifikasi dari aplikasi bawaan handphone tentang berapa jam sehari saya menghabiskan waktu menggunakan gawai. Iseng, saya klik dan segera tertera tampilan yang cukup mengejutkan. Saya hampir tidak percaya dengan laporan itu. Bagaimana tidak? 

Dalam seminggu saya bisa menghabiskan delapan jam hanya untuk menatap layar gawai. Di situ juga tertera grafik berapa jam sehari saya bisa duduk dan mengunjungi aplikasi yang ada. Saya makin melongo tapi membenarkan juga. Saya memang sepertinya sudah kelamaan memegang gawai dan tenggelam dalam pesonanya.

Saya pikir ini bukan kebiasaan baik, mengingat sinar radiasi yang tentunya berdampak pada kesehatan mata dan anggota tubuh lainnya. Jadilah saya berikrar untuk mengurangi screen time. Kalau godaan buat main hape muncul, cepat-cepat saya bilang, "Tahan, Yuli. Kerjaan yang lain masih banyak. Ayo, kamu bisa."

Nah, kalau ini juga kalian alami, artikel ini cocok untuk dibaca. Jadi, kita mulai, ya.

Yang pertama, mulailah untuk menulis lima hal yang mau kalian lakukan hari itu. Ya, membuat to-do list. Misalnya, kalian mau menyelesaikan laporan mingguan, melakukan research atau mencari bibit tanaman. Apa saja. 

Dalam kasus saya, selama menunggu jam mengajar, alih-alih scrolling Instagram atau menonton video short di YouTube, saya mulai memberi perhatian pada meja kerja. Saya merapikan setiap kertas yang bertumpuk ke dalam file dan menamainya. Lanjut mengerjakan soal yang mau saya ajar, membuat draft artikel di laptop, ngobrol sebentar sama rekan kerja dan tanpa disadari, bel berbunyi dan saya harus ke kelas. Biasanya, saya suka bawa gawai dan sambil menunggu mereka mengerjakan tugas, saya sembunyi-sembunyi baca e-book favorit (duh, yang ini jangan ditiru, ya hehe)

Tapi sejak ada notifikasi tadi, saya meninggalkan gawai dan belajar fokus pada apa yang sedang terjadi di hadapan saya. Memang jadi lebih menyenangkan karena tidak perlu sebentar-sebentar memeriksa gawai kalau dia bergetar.

Kalian bisa tulis to-do list ini di sticky note lalu tempelkan di tempat yang kalian sering kunjungi. Dengan membuat tujuan per harinya, kita memberi perintah pada otak agar mencari cara dan menyelesaikannya. Memang cara ini saya akui ampuh membantu kita fokus pada tujuan.

Kalau sudah ada to-do list, kini kita beralih ke cara selanjutnya. Mulailah untuk disiplin dan menahan diri untuk tidak menyentuh gawai. Jangan membuat target yang luar biasa. Kita bisa menggunakan metode Pomodoro. Maksudnya, tiga puluh menit fokus pada pekerjaan. Lima menitnya, kita bisa istirahat sambil membuka gawai. Terus, lanjut kerja lagi, deh. Dan siklus ini bisa kalian ulang sesuai kebutuhan.

Dengan membuat to-do list dan mengontrol diri untuk tidak terus-terusan memegang dan menggunakan gawai, bukan berarti tidak boleh menggunakannya sama sekali. 

Beri waktu dalam sehari kapan kita punya free time buat menggunakan gawai. Tidak perlu menyalahkan diri karena terlalu lama main hape. Berbaik hatilah pada diri sendiri dan beri pengertian kalau di zaman ini semua hampir pakai gawai. Ngobrol sama teman atau pacar di tempat jauh, memesan makanan atau kendaraan, bayar tagihan, sampai nonton film. 

Awalnya memang terasa aneh dan bisa mati gaya tanpa gawai, tapi dengan kita menyibukkan diri dengan hal lain, semua hal itu mungkin.

Saya sudah mencoba cara di atas, loh. Hasilnya? Memang belum sempurna tapi untuk percobaan pertama selama seminggu terakhir, saya cukup puas. Soalnya saya bisa mengurangi satu jam dari total delapan jam.

 Ini menggembirakan karena saya bisa membuktikan kalau kita punya niat untuk mengubah sesuatu hal yang tidak menyenangkan, pasti ada jalan untuk bisa meraihnya. Kalian bisa lihat gambar di bawah ini dan lihat perbandingannya. 

(Dok pribadi)

Buat saya, ini adalah pencapaian kecil yang tentunya membuat saya untuk tetap konsisten. Dengan 'berpuasa' gawai, saya jadi terbiasa dan bahkan mulai merancang tujuan lain untuk mengurangi satu jam lagi di minggu selanjutnya. Bercermin pada percobaan pertama tadi, saya yakin bisa. Kalian juga pasti bisa mengaplikasikan hal ini bila problem kita sama.

Sampai di sini, semoga tulisan ini jadi gambaran buat semua. Bila berat, jangan dipaksa, ya. Semua itu perlu proses, kan? Be kind to yourself.

Selamat mencoba. Bagikan juga pengalaman kalian di kolom komentar..  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun