Mohon tunggu...
Fransisca Yuliyani
Fransisca Yuliyani Mohon Tunggu... Penulis - Seorang pecinta bunga matahari | Gratitude Practitioner

Menulis untuk meninggalkan jejak.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Decluttering: Sebuah Seni Merelakan

26 Desember 2022   19:37 Diperbarui: 26 Desember 2022   19:53 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Suatu siang, Dini menemukan lemari pakaiannya yang penuh. Dia sampai kesulitan untuk menemukan seragam kerjanya yang bercampur dengan pakaian rumah. Kesal, Dini berjalan ke dapur untuk menyiapkan bekal. Tapi, dia mengerutkan kening ketika matanya tertumbuk pada piring dan gelas kotor di bak cuci. Berusaha mengabaikan pemandangan itu, Dini membuka lemari penyimpanan. Uups, beberapa kotak makan plastik malah terjatuh. Dengan kesal, Dini mengambilnya dan mengembalikannya ke tempat semula. Ia tahu, merapikan semua itu tak mungkin selesai dalam sehari.


Ilustrasi di atas mau memberi sedikit pandangan tentang betapa pentingnya merapikan barang dan mengorganisir sesuatu dengan rapi. Kalau barang di kamar kita berceceran dan tercampur dengan barang lain, pasti sulit menemukan apa yang kita perlu, kan? Belum lagi nyamuk yang doyan bersarang di tempat seperti itu. Malah jadi sumber penyakit juga, ya.

Tapi, tenang. Kamu bisa merapikan semua itu sekaligus belajar merelakan. Hah, maksudnya gimana?


Sini merapat dan saya coba jelasin, ya. Di Jepang, ada seorang yang terkenal dengan kerapiannya. Namanya Marie Kondo. Dia pencetus decluttering. Intinya, decluttering adalah sebuah seni mengatur dan merapikan barang. 

Kita bisa membuang, mendonasikan atau tetap menyimpannya di tempat terpisah. Bisa dibilang ini adalah cara kita merelakan sesuatu yang tidak lagi kita perlukan.

Untuk memulainya, kalian bisa start dari sini:

1. Lemari pakaian


Mulailah untuk menyortir pakaian yang lama tak diperlukan. Hm, kadang untuk beberapa orang hal ini sulit. 

Mengingat ada kenangan atau cerita di setiap pakaian. Tapi, decluttering adalah cara untuk merelakan, apalagi kalau pakaian itu sudah kekecilan.  Kita bisa mendonasikan pada mereka yang membutuhkan. Tapi, kalau memang nggak bisa move on kalian bisa kok membuatnya jadi tas atau dimodifikasi dengan pakaian lain biar kelihatan baru.

Cara ini juga efektif buat menghemat pengeluaran. Jadi nggak perlu sering beli baju, kan? Hehe.
Kalau sudah begitu, lemari kita jadi lebih lega dan enak dilihat.

2. Lemari dapur


Setelah selesai dengan lemari pakaian, kita bisa beralih ke lemari dapur. Pastikan kita menyimpan barang yang memang kita perlukan. Oh ya, periksa juga tanggal kadaluwarsa produk dalam kemasan yang kita punya. 

Kalau sudah mendekati waktunya, lebih baik segera habiskan. Kita juga bisa mendonasikan beberapa perlengkapan dapur yang tidak kita gunakan lagi. Beberapa kaleng minuman bisa juga kita daur ulang menjadi sesuatu yang berguna seperti tempat pensil atau hiasan taman. Dengan melakukan cara ini, dapur jadi lebih rapi, masak jadi lebih semangat, kan?


3. Kamar mandi


Pastikan alat kebersihan seperti sikat gigi atau sabun dalam keadaan baik. Sikat gigi punya waktu tiga bulan sebelum diganti baru. Hm, kalau kalian peduli lingkungan, kalian bisa juga membuat shampoo dan sabun sendiri, loh. 

Jadi, kita nggak perlu buang banyak botol per bulannya. Tapi ini perlu kemampuan khusus. Jadi pastikan kalian memang ahli dan tahu apa yang harus dibuat.


4. Gawai


Pernah menyadari kalau kontak kita terlalu banyak? Kontak yang ada di gawai kita juga perlu dirapikan. Hapus saja kontak yang tidak lagi kita perlukan agar ada ruang lebih buat aplikasi yang lain. 

Jangan lupa hapus juga kontak mantan. Eh, kalau ini terserah kalian sih, hehe.
Lakukan hal ini secara bertahap agar semua bisa tercapai. Buat yang suka foto selfie atau buat video, pasti galeri kalian penuh. 

Nggak lama notifikasi buat menghapus foto muncul di beranda. Bagian ini memang berat dan perlu keberanian buat menghapusnya. Tapi, kita bisa mengakalinya. Pindahkan semua ke drive atau cloud.  Kalian bisa juga memindahkannya ke sosial media seperti Instagram atau Facebook yang biasanya lebih tertata. Nah, kalau galeri kita punya cukup ruang, tentunya performa gawai jadi lebih maksimal.


5. Laptop


Sama seperti gawai. Kalian pasti menyimpan dokumen atau foto di laptop. Untuk yang kapasitasnya besar, nggak masalah. Tapi gimana dengan notebook yang ruang penyimpanannya terbatas?
Kalian bisa mulai dengan mengklasifikasikan semua ke dalam satu folder. Misalnya folder resep makanan, foto liburan, kerjaan kantor dan sebagainya. Semua jadi lebih terorganisir dan enak dipandang. 

Saya pernah kesulitan mencari satu dokumen karena hal ini. Tapi, setelah dijadikan satu folder dan menghapus dokumen yang nggak diperlukan, kerja laptop jadi lebih oke. Jadi makin cinta, deh sama laptop.


6. Kebun atau taman belakang


Untuk bagian ini, kalian bisa pastikan pot-pot tanaman tertata dengan rapi. Kalian bisa meminta tolong pada ahlinya atau menonton video tutorial untuk merancang kebun yang sesuai keinginan. Kebun yang enak dipandang pasti buat kamu betah.


Gimana? Udah ada sedikit pandangan buat mulai merapikan barang dan lainnya? Eits, jangan terburu-buru  menjudge diri nggak bisa. Semua perlu proses, kan? Kalian bisa mulai dari hal yang mudah. 

Dari laptop atau dapur dulu, bisa. Atau mau daur ulang kaleng dan modifikasi pakaian, oke juga. Oh ya, sambil decluttering kalian juga belajar buat melupakan yang bukan jadi milik kalian dan mulai hari baru dengan senyuman dan cerita baru.


Oke. Selamat merelakan.

***

Referensi:

https://www.homesandgardens.com/news/marie-kondo-top-5-tips

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun