Suatu siang, Dini menemukan lemari pakaiannya yang penuh. Dia sampai kesulitan untuk menemukan seragam kerjanya yang bercampur dengan pakaian rumah. Kesal, Dini berjalan ke dapur untuk menyiapkan bekal. Tapi, dia mengerutkan kening ketika matanya tertumbuk pada piring dan gelas kotor di bak cuci. Berusaha mengabaikan pemandangan itu, Dini membuka lemari penyimpanan. Uups, beberapa kotak makan plastik malah terjatuh. Dengan kesal, Dini mengambilnya dan mengembalikannya ke tempat semula. Ia tahu, merapikan semua itu tak mungkin selesai dalam sehari.
Ilustrasi di atas mau memberi sedikit pandangan tentang betapa pentingnya merapikan barang dan mengorganisir sesuatu dengan rapi. Kalau barang di kamar kita berceceran dan tercampur dengan barang lain, pasti sulit menemukan apa yang kita perlu, kan? Belum lagi nyamuk yang doyan bersarang di tempat seperti itu. Malah jadi sumber penyakit juga, ya.
Tapi, tenang. Kamu bisa merapikan semua itu sekaligus belajar merelakan. Hah, maksudnya gimana?
Sini merapat dan saya coba jelasin, ya. Di Jepang, ada seorang yang terkenal dengan kerapiannya. Namanya Marie Kondo. Dia pencetus decluttering. Intinya, decluttering adalah sebuah seni mengatur dan merapikan barang.Â
Kita bisa membuang, mendonasikan atau tetap menyimpannya di tempat terpisah. Bisa dibilang ini adalah cara kita merelakan sesuatu yang tidak lagi kita perlukan.
Untuk memulainya, kalian bisa start dari sini:
1. Lemari pakaian
Mulailah untuk menyortir pakaian yang lama tak diperlukan. Hm, kadang untuk beberapa orang hal ini sulit.Â
Mengingat ada kenangan atau cerita di setiap pakaian. Tapi, decluttering adalah cara untuk merelakan, apalagi kalau pakaian itu sudah kekecilan. Â Kita bisa mendonasikan pada mereka yang membutuhkan. Tapi, kalau memang nggak bisa move on kalian bisa kok membuatnya jadi tas atau dimodifikasi dengan pakaian lain biar kelihatan baru.
Cara ini juga efektif buat menghemat pengeluaran. Jadi nggak perlu sering beli baju, kan? Hehe.
Kalau sudah begitu, lemari kita jadi lebih lega dan enak dilihat.