"Pendek rapi ya,"Â
"Iya, Buk..,"
Bergegas, keempat laki- laki itu, ayah dan tiga orang anaknya yang masih kecil berangkat ke tukang cukur.Â
Tukang cukur atau tukang potong rambut langganan anak-anak saya letaknya tak berapa jauh dari rumah. Berlokasi di kios kecil dekat masjid di bawah pohon besar dengan tulisan sederhana Potong Rambut Andri.
Tempatnya tak begitu luas, tapi cukup untuk antre beberapa orang yang akan potong rambut.Â
Entah Andri itu nama siapa , yang jelas anak- anak dan ayahnya dulu selalu berkata 'mau potong ke Andri'.
Dalam perjalanan waktu nama Andri semakin melekat pada tukang potongnya, dan anak anak saya memanggil nama tukang potongnya Pak Andri.
Sebagai keluarga yang didominasi laki laki (dalam keluarga saya ada empat laki laki dan dua perempuan) pergi ke tukang potong rambut adalah sebuah hal wajib paling tidak 2-3 bulan sekali.
Jika rambut anak-anak sudah mulai agak panjang saya mulai 'ramai' mengingatkan untuk potong. Rambut yang agak gondrong membuat wajah mereka kelihatan lesu bahkan kurus, tidak segar.