Dalam keseharian kota kami memang sering macet di titik titik tertentu, terutama saat jam berangkat dan pulang sekolah atau kerja.Â
Ya, di kisaran jam setengah tujuh pagi dan jam setengah empat sore banyak jalanan macet, sebutlah jalan Semeru, Kawi, Kahuripan, Sawojajar dan banyak lagi. Â Semua serba terburu-buru dan takut terlambat.
Kendaraan umum, mobil pribadi, sepeda motor pribadi, ojek berlomba-lomba. Lalu lintas demikian sesak karena semua diburu waktu.Â
Tapi semua pemandangan itu hilang di kala liburan semester plus nataru seperti sekarang ini. Tiba-tiba saja semua terasa begitu lambat. Ritme kehidupan terasa demikian slow.
Beberapa hari yang lalu saya menyempatkan diri untuk berjalan-jalan bersama anak saya.
" Ibuk harus banyak jalan, sehari paling tidak lima ribu langkah, " kata anak saya sesudah membaca sebuah artikel kesehatan. Mungkin ia melihat ibuknya agak malas jalan kaki juga.
"Oke, ayo besok kita jalan", Â ajak saya.Â
Esok hari setelah bersih-bersih rumah sebentar, jam setengah tujuh pagi kami berangkat jalan-jalan sesuai rencana. Suasana dalam kampung masih sepi, demikian juga di jalan raya depan gang.
Beberapa ibu tampak berjalan menuju pasar, pedagang makanan mulai menyiapkan meja untuk menata dagangannya, para penjual sayur keliling mulai stand by di depan gang. Demikian juga penjual kue pukis tampak mulai menyalakan kompor untuk mulai memasak adonannya.