Dalam perjalanan mencari tempat untuk menyelamatkan diri ini Taka merasakan bahwa dalam banyak hal Mufasa mempunyai kelebihan dari dirinya, seperti keberanian, juga insting dalam membaca alam.Â
Kehadiran singa betina Sarabi membuat hubungan keduanya semakin merenggang, bahkan akhirnya putus.
Nah, bagaimana cerita selanjutnya? Mengapa nama Taka berubah menjadi Scar? Melihat sendiri film ini sepertinya lebih menarik.
Berbeda dengan Lion King 1 dan 2 yang merupakan film animasi, Mufasa The Lion King dibuat dengan menyatukan teknis pembuatan film live-action dengan gambar komputer yang realistis.Â
Saya sendiri lebih suka jika filmnya dibuat kartun saja seperti Lion King 1 sebelumnya. Mengapa? Lebih lucu, juga dengan animasi sosok dan karakter masing masing tokoh terlihat jelas.Â
Misal Mufasa yang berwarna kuning oranye, wajahnya menunjukkan singa yang bijaksana. Berbeda dengan Scar yang berwarna keabu-abuan. Tatap mata dan senyumannya menunjukkan bahwa dia singa yang licik dan jahat.
Lepas dari itu, dukungan sound effect yang megah, visual yang cantik, juga lagu-lagu membuat film drama musikal ini ini mempunyai daya tarik tersendiri.
Sebagai pengisi liburan film ini recommended karena selain menghibur juga banyak memberikan pelajaran bagi kita terutama tentang kegigihan, keberanian, kesetiaan dan kasih sayang.
Semoga bermanfaat, Salam Kompasiana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H