Mereka yang bukan saudara kita dalam iman adalah saudara kita dalam kemanusiaan (Ali bin Abi Thalib)
Pagi itu lapangan volley Bintaraloka sudah begitu penuh. Bukan hanya siswa, guru dan pegawai sekolah juga membentuk barisan di lapangan.Â
Ya, hari itu akan dilakukan deklarasi sekaligus penandatanganan komitmen pelaksanaan Sekolah Moderasi Beragama.Â
Apakah Sekolah Moderasi Beragama itu?
Sekolah Moderasi Beragama adalah sebuah institusi pendidikan yang mengajak siswa  fokus pada pembelajaran nilai nilai keagamaan dan menerapkan prinsip moderasi.
Tujuan dari sekolah ini adalah mengajak siswa tidak hanya memahami ajaran agamanya, tapi juga bagaimana siswa bisa saling menghargai, melakukan interaksi dan bekerja sama dengan siswa lain dengan latar belakang agama yang berbeda.
Adapun ciri-ciri sekolah yang menerapkan Moderasi Beragama adalah:
1. Pengajaran Nilai-Nilai Keagamaan.
Di sekolah ditanamkan nilai nilai agama termasuk moral dan etika yang diajarkan oleh agama tersebut.
2. Pendidikan Multikultural
Tidak hanya mengajarkan agama, sekolah juga mengajarkan siswa untuk menghargai keragaman budaya sehingga siswa bisa menghargai perbedaan di sekitar mereka.
3. Melibatkan Komunitas
Dalam pelaksanaan kegiatan di sekolah pada saat tertentu sekolah mengadakan kerjasama dengan komunitas lokal dan organisasi keagamaan sebagai pendukung.
4. Pembinaan Karakter
 Fokus utama pembentukan karakter siswa di sekolah adalah menanamkan sikap sesuai ajaran agama,  toleransi , keadilan dan kasih sayang.
 5. Bersifat Inklusif
Sekolah moderasi beragama berusaha untuk menyediakan pendidikan yang inklusif, artinya semua siswa bisa ikut terlibat dalam semua kegiatan sekolah tanpa memandang latar belakang agama.
Ada sembilan kata kunci dari moderasi beragama yaitu kemanusiaan, kemaslahatan umum, adil berimbang, taat konstitusi, komitmen kebangsaan, toleransi, anti kekerasan dan penghormatan pada tradisi.
Menurut Ibu Utien guru PAI SMP Negeri 3 Malang, program Sekolah Moderasi Beragama ini mengajak siswa  agar bisa melaksanakan  toleransi secara wajar, dimana kita menghargai ajaran agama orang lain dengan tetap teguh menjalankan ajaran agama kita. Â
"Toleransi tidak berarti mencampuradukkan ajaran agama", jelas Bu Utien.
Akhirnya dengan  adanya  sekolah moderasi beragama ini diharapkan akan terbentuk generasi muda yang tidak hanya berpengetahuan agama yang kuat, tetapi juga mampu berkontribusi positif dalam masyarakat yang kaya akan perbedaan.
Perbedaan adalah keniscayaan dan kita semua bersaudara. Seperti nasehat Ali bin Abi Thalib bahwa mereka yang bukan saudara kita dalam iman adalah saudara kita dalam kemanusiaan.
Salam Moderasi..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H