Mohon tunggu...
Yuli Anita
Yuli Anita Mohon Tunggu... Guru - Guru

Jangan pernah berhenti untuk belajar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

"Tiket Aritmatika", Sebuah Game untuk Meningkatkan Keterampilan Operasi Hitung Siswa

22 Oktober 2024   05:59 Diperbarui: 22 Oktober 2024   11:06 432
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Siswa siap dengan jawaban soal. (Dokumentasi pribadi)

Dalam berbagai diskusi dengan sesama guru matematika, sering kali kami mengeluhkan tentang rendahnya kemampuan siswa sekarang dalam melakukan operasi hitung.

Bagaimana tidak? Untuk siswa SMP seharusnya perkalian mulai 1x1 hingga 10x10 sudah hafal di luar kepala, termasuk operasi invers dari perkalian yaitu pembagian. Tapi pada kenyataannya di antara siswa kami masih banyak yang belum hafal perkalian maupun pembagian sederhana.

Ketika saya sekolah, di kelas dua perkalian 1x1 sampai 10 x10 sudah kami hafalkan, dengan menggunakan tabel, ataupun memakai lidi. Lepas dari kelas dua kami sudah hafal perkalian dan kelas tiga kami mulai bertemu dengan pembagian (poro gapit).

Karena hapal perkalian maka materi pembagian bisa kami terima dengan mudah.

"Eits, ojo dibanding-bandingke... zaman sekarang dan dulu jauh berbeda, tiap generasi punya tantangannya sendiri," kata teman saya saat diskusi.

Iya, beda zaman memang beda tantangannya, tapi adalah hal yang memprihatinkan jika menghadapi siswa kelas 7, 8 bahkan 9 yang masih kurang terampil melakukan operasi hitung. 

Jangankan perkalian, melakukan operasi penjumlahan pun beberapa masih sering melakukan kesalahan. 

Menjawab pertanyaan sebelum masuk kelas. (Dokumentasi pribadi)
Menjawab pertanyaan sebelum masuk kelas. (Dokumentasi pribadi)

Ada berbagai penyebab rendahnya kemampuan ini di antaranya karena konsep yang kurang dipahami, terlalu sering menggunakan alat bantu dan kurang latihan.

Kurang paham konsep sering dialami ketika dalam proses pembelajaran siswa malu untuk bertanya atau guru kurang memberi ruang pada siswa untuk menyampaikan kesulitannya.

Di sini pentingnya guru bisa menerapkan metode pembelajaran yang tepat untuk materi yang akan diajarkan dengan menyesuaikan dengan karakter siswa.

Penyebab kedua yaitu terlalu sering menggunakan alat bantu atau kalkulator.

Ya, siswa yang demikian akrab dengan gadget, sering mencari jalan pintas memakai kalkulator saat menyelesaikan masalah. 

Penggunaan gadget yang berlebihan semakin parah saat pandemi dimana pembelajaran dilakukan secara daring.

Apa akibatnya? Kemampuan hitung siswa jauh mengalami penurunan. Saat itu menghadapi siswa kelas 7 serasa mengajar anak kelas 5 SD.

Persiapan jelang game. (Dokumentasi pribadi)
Persiapan jelang game. (Dokumentasi pribadi)

Yang ketiga adalah kurang latihan. Ya, ada kata bijak yang mengatakan practice makes perfect. Banyak latihan membuat kita bisa semakin pintar melakukan sesuatu, termasuk melakukan operasi hitung, sebaliknya kurang latihan membuat kita semakin lambat dalam mengerjakan sesuatu.

Berkaitan dengan latihan meningkatkan kemampuan melakukan operasi hitung ini saya mencoba membuat sebuah game yang bernama Tiket Aritmatika.

Dinamakan Aritmatika karena aritmatika adalah bagian dari ilmu matematika yang mempelajari operasi hitung bilangan yang meliputi penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian, dan game ini difokuskan pada operasi hitung tersebut.

Game ini menggunakan kartu aritmatika. Kartu aritmatika adalah kartu-kartu kecil kira-kira berukuran 4 cm x 5 cm yang berisi aneka soal operasi hitung bilangan bulat. Kartu ini hampir sama dengan kartu yang pernah saya pakai dalam permainan pipolondo yang juga pernah saya tulis di Kompasiana.

Kartu Aritmatika. (Dokumentasi pribadi)
Kartu Aritmatika. (Dokumentasi pribadi)

Dalam pelaksanaannya siswa berbaris sebelum masuk kelas dan guru membawa kartu aritmatika tersebut lalu menanyakan pada siswa satu per satu jawaban dari soal yang ada di kartu sebelum masuk kelas.

Kartu ini berfungsi semacam tiket. Jika siswa bisa menjawab, ia boleh masuk kelas, tapi jika tidak siswa harus mundur dan mencoba mencari jawaban yang benar dari kartu yang diperoleh, karenanya game ini dinamakan Tiket Aritmatika.

Proses menghitung dilakukan tanpa buram, jadi siswa hanya membayangkan dan diberi batas waktu. Ada rasa tegang, tapi juga senang ketika siswa bisa menjawab dan segera menuju kelas.

Seru, begitu komentar beberapa siswa.

Sebenarnya untuk latihan soal operasi hitung bilangan kita bisa menggunakan berbagai aplikasi matematika yang bisa diunduh lewat play store. Namun sengaja saya tidak menggunakan handphone dalam latihan ini agar interaksi siswa dengan teman-temannya berjalan lebih hangat dan 'suasana game' lebih terasa.

Hal ini tampak ketika mereka bisa menjawab siswa yang sudah boleh masuk kelas masih berusaha memberikan semangat pada teman temannya yang belum berhasil menjawab soal.

Selain melatih keterampilan melakukan operasi hitung, game ini juga melatih rasa percaya diri dan solidaritas antar siswa.

Apakah pembaca tertarik mempraktikkan game ini?

Semoga bermanfaat dan Salam Matematika..:)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun