Beberapa hari yang lalu, saya berkesempatan mengikuti kegiatan museum keliling yang diadakan oleh Museum Mpu Purwa di sekolah.
Perpustakaan keliling, puskesmas keliling sudah sering saya jumpai. Tapi museum keliling? Pasti menarik ini, pikir saya
Tentang Museum Mpu Purwa
Museum Mpu Purwa terletak di Jalan Soekarno-Hatta No. 210, tepatnya di komplek Perum Griyashanta, Kelurahan Mojolangu, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang.
Nama asli dari bangunan ini adalah Balai Penyelamatan Benda Purbakala "Mpu Purwa".
Bangunan ini diresmikan pada tahun 2018 oleh Bapak Muhadjir Effendy dan digunakan untuk menyimpan benda-benda cagar budaya yang ditemukan di berbagai wilayah di Malang Raya dan sekitarnya.
Benda benda tersebut berasal dari peninggalan zaman Kerajaan Kanjuruhan abad VIII M hingga masa akhir Kerajaan Majapahit abad XVI M.
Mengapa museum ini dinamakan Museum Mpu Purwa?
Mpu Purwa adalah seorang tokoh religius dalam masyarakat Jawa Kuno yang nasehatnya selalu diikuti oleh para pengikutnya.
Bagi sebagian orang berkunjung ke museum adalah aktivitas yang membosankan karena museum identik dengan tempat untuk menyimpan barang kuno atau bersejarah yang memberikan kesan suram.
Namun tidak demikian halnya dengan salah satu museum kebanggaan kota Malang ini.Â
Tata letak benda benda koleksi di Museum Mpu Purwa dibuat sedemikian rupa dengan konsep kekinian yang membuat museum ini menjadi tempat yang menyenangkan untuk belajar, terutama oleh para generasi muda.
Jalannya Kegiatan Museum KelilingÂ
Dalam kegiatan museum keliling ini pihak museum menjelaskan tentang museum Mpu Purwa dan koleksinya, serta membawa beberapa barang koleksi untuk diterangkan pada siswa.
Penjelasan pada siswa berkisar pada dibuat sekitar tahun berapa, maknanya juga terbuat dari apa.
Tanggapan siswa terhadap acara ini sangat antusias. Terbukti dengan banyaknya pertanyaan yang masuk.
Bahkan ketika acara selesai beberapa siswa mendekati narasumber dan bertanya lebih lanjut tentang jenis batu yang digunakan untuk membuat arca kecil yang dibawa narasumber.Â
Dengan sabar narasumber kembali memberikan penjelasan tentang jenis batuan yang ditanyakan siswa tersebut.
Banyak manfaat yang bisa diambil dari kegiatan museum keliling ini. Di antaranya adalah lebih mendekatkan museum dengan masyarakat dengan memperkenalkan benda-benda koleksi di dalamnya, juga meningkatkan kecintaan generasi muda pada museum dan mempelajari sejarah.
Semoga bermanfaat, Salam KompasianaÂ
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI