Mohon tunggu...
Yuli Anita
Yuli Anita Mohon Tunggu... Guru - Guru

Jangan pernah berhenti untuk belajar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Sudahkah Kita Menjadikan Rasulullah Sebagai Panutan Kita?

16 September 2024   06:39 Diperbarui: 16 September 2024   06:45 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pembacaan Sholawat Nabi, dokumentasi pribadi 

Artinya: "Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah," (QS. Alhamdulillah Ahzab 21)

Rabiul awal selalu ditunggu. Bulan yang identik dengan Maulid ini selalu istimewa.

Ya, Maulid yang selalu ditandai dengan perayaan  yang menunjukkan kebahagiaan kita atas kelahiran Sang Al Amin. 

Beliau, manusia istimewa yang membimbing kita dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang.

Pembacaan Sholawat Nabi, dokumentasi pribadi 
Pembacaan Sholawat Nabi, dokumentasi pribadi 

Maulid Nabi Muhammad Saw kali ini dirayakan di sekolah kami pada hari Jumat, 13 September 2024.

Acara Maulid pagi itu diawali dengan pembacaan Sholawat Nabi oleh ekstrakurikuler Al Banjari. Sekitar setengah delapan acara dibuka oleh dua orang pembawa acara dari BDI.

Pembawa acara, dokumentasi pribadi 
Pembawa acara, dokumentasi pribadi 

Setelah pembacaan ayat suci Al Qur'an  dan terjemahan acara dilanjutkan dengan sambutan dan langsung menuju acara inti yaitu Mauidhoh Hasanah oleh Ustadz Usman, S.PdI.

Pembacaan ayat suci Al-Qur'an dan terjemahnya, dokumentasi pribadi 
Pembacaan ayat suci Al-Qur'an dan terjemahnya, dokumentasi pribadi 

Dalam paparan pagi itu Ustadz Usman  mengajak semua siswa untuk selalu menjadikan Nabi Muhammad sebagai panutan kita, dengan selalu meniru teladan beliau.

Umat yang Dirindukan Rasulullah

Apakah kita sudah menjadikan Rasulullah sebagai panutan kita? Itu adalah sebuah pertanyaan besar yang hati kita sendiri yang tahu.

Mengikuti segala teladan Rasul adalah wujud cinta dan rindu kita pada Rasulullah. Jika kita mencintai Rasulullah, maka Rasul juga akan mencintai dan merindukan kita.

Menyimak mauidhah Hasanah, dokumentasi pribadi 
Menyimak mauidhah Hasanah, dokumentasi pribadi 

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Ibnu Abbas diceritakan suatu saat setelah sholat Subuh berjamaah, Rasulullah duduk berbincang bersama para sahabat.

Saat itu beliau bertanya,  "Wahai sahabatku, tahukah kalian siapa hamba Allah yang paling mulia di sisi-Nya?". Salah seorang sahabat berkata: "Para Malaikat ya Rasulullah, merekalah yang mulia."

Rasulullah menjawab: "Ya, para malaikat itu mulia, mereka dekat dengan Allah dan mereka senantiasa bertasbih dan beribadah kepada Allah, tentulah mereka mulia tapi bukan itu yang aku maksudkan."

Para sahabat pun kembali terdiam. Tiba-tiba seorang sahabat kembali berkata: "Ya Rasulullah, tentu para Nabi, merekalah yang mulia itu."

Rasulullah tersenyum dan berkata:"Ya, para Nabi itu mulia, mereka adalah utusan Allah di muka bumi. Tapi bukan itu yang kumaksud," lanjut Rasulullah.

Seorang sahabat berkata pelan dengan penuh harap, "Apakah kami para sahabatmu, ya Rasulullah? Apakah kami yang mulia itu?" 

Pembacaan sholawat dan dilanjutkan Mauidhah Hasanah, dokumentasi pribadi 
Pembacaan sholawat dan dilanjutkan Mauidhah Hasanah, dokumentasi pribadi 

Rasulullah memandang wajah para sahabat satu persatu. Beliau menjawab, "Tentulah kalian mulia. Kalian dekat denganku. Kalian membantu perjuanganku, mana mungkin kalian tidak mulia, tetapi ada yang lain." 

Sahabat terdiam, dan Rasulullah melanjutkan,"Wahai sahabatku, tahukah kalian siapa yang mulia itu? Mereka adalah manusia-manusia yang lahir jauh sesudah aku wafat. Mereka itu tak pernah memandangku, tidak pernah melihat wajahku, tapi mereka begitu rindu dan mencintai aku."

"Dan saksikanlah wahai para sahabatku, akupun rindu kepada mereka. Mereka yang mulia itu, mereka itulah ummatku," sambung Rasulullah. 

Adakah yang lebih indah dari dicintai dan dirindukan oleh Sang Al Amin? 

Acara Mauidhoh Hasanah pagi itu  berjalan khidmat dan menyenangkan karena juga ada kuis berhadiah yang disampaikan. 

Acara makan buah bersama, dokumentasi jurnalistik Bintaraloka 
Acara makan buah bersama, dokumentasi jurnalistik Bintaraloka 

Pagi itu acara diakhiri  dengan makan buah bersama. Ya, buah buahan itu dibawa oleh masing masing siswa dari rumah.

Jumat pagi yang penuh berkah. Harapannya sesuai tema kegiatan Maulid tahun ini ke depan kita bisa meneladani akhlak Nabi Muhammad Saw untuk membangun karakter generasi muda yang unggul dan religius.

Teriring harapan juga semoga kita semua termasuk umat yang dirindukan Rasulullah.

Allahumma sholli 'ala Muhammad.

Keterangan:

Fotografer : Naufal dan Ruth

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun