Akhirnya tibalah pada kesimpulan bahwa pagi itu saya terserang vertigo karena lupa sarapan. Ya, akibat lupa sarapan, asam lambung saya naik dan akhirnya vertigonya kumat.Â
Tapi sungguh, saya baru merasakan vertigo yang luar biasa adalah kemarin. Dulu pernah juga mengalami vertigo, tapi tidak seperti kemarin. Sensasinya seperti bergoyang saja, tidak sampai berputar.
Hari itu juga saya diperbolehkan pulang setelah diobservasi selama sekitar dua jam. Saya diberi obat yang disuntikkan di tangan, dan menurut keterangan adalah obat untuk lambung juga sirup untuk menurunkan asam lambung.Â
Sampai di rumah, saya tiba- tiba mumet lagi. Karena mempunyai persediaan Betahistin 6 mg dari puskesmas waktu kontrol kira kira 4 bulan yang lalu, obat itu segera saya minum.Â
Betahistin adalah obat generik untuk vertigo.
Vertigopun mereda. Sorenya saya minum satu lagi, dan Alhamdulillah hari Selasa saya sudah merasa enakan. Betahistin tidak saya minum lagi di hari itu.
Rencananya Rabu saya akan masuk sekolah, namun rupanya vertigo belum beranjak pergi. Rabu pagi habis sholat kepala langsung muter lagi. Ya Allah, anak-anak panik. Dan hari Rabu pagi saya masuk IGD Rumah Sakit Tentara (RST) Soepraoen yang lokasinya tidak jauh dari rumah.
Di RST saya diobservasi selama tiga jam di IGD, dan akhirnya keputusannya saya harus masuk kamar atau rawat inap.
Tiga hari di RST terasa begitu panjang. Saya diinfus, dan harus banyak tidur. Tidak boleh melihat layar HP ataupun laptop. Bahkan membaca buku juga tidak boleh. Alhasil beberapa buku yang dibawakan anak saya masuk laci semua.