Ketergantungan  yang begitu tinggi pada smartphone bisa saya rasakan ketika suatu hari HP atau smartphone saya ketlisut.Â
Ketika itu saya menjadi anggota panitia dari sebuah event sekolah. Sesudah rapat, tak sadar HP saya ketinggalan di meja, dan karena bentuknya sama persis dengan punya teman, HP saya dimasukkan ke dalam tas lnya.
Waktu rapat HP saya dalam kondisi lowbat, dan ketika 'ketlisut' baterainya habis. Klop sudah. HP tidak bisa dideteksi berada di mana.
Bagaimana rasanya beberapa hari hidup tanpa HP? Luar biasa.Â
Empat hari tanpa smartphone catatan saya adalah sebagai berikut:Â
1. Saya tak bisa berkirim pesan dengan teman, otomatis koordinasi dengan tim panitia event sekolah hanya bisa dilakukan secara offline. Jadi saat di rumah saya  fokus pada pekerjaan rumah. Masalah sekolah dibicarakan besok di sekolah.
2. Tidak tahu informasi jika besok ada rapat mendadak. Pemberitahuan tentang adanya rapat  kadang diberikan satu hari sebelumnya. Itupun sore hari. Sebenarnya hal yang tidak menyenangkan, tapi hal tersebut dilakukan jika rapat bersifat penting.
3. Karena tidak tahu akan ada rapat, akhirnya berdampak pada pelaksanaan pembelajaran di kelas. Ketika ada rapat, biasanya dilakukan pengurangan jam pelajaran. Karenanya alokasi waktu dengan rencana tidak match, dan berakibat jalannya pembelajaran jadi agak ngebut hari itu.
4. Salah kostum. Duh, ini yang paling menjengkelkan. Setiap tanggal 25 kami harus mengenakan seragam PGRI.Â