Ramadhan kembali menyapa. Hadirnya selalu disambut dengan penuh sukacita. Ya, bulan penuh rahmat dan ampunan. Bulan dimana pahala amal kebaikan dilipat gandakan.
Bulan Ramadhan ketika anak-anak sudah besar jauh sekali rasanya dengan ketika mereka masih kecil. Ketika anak-anak sudah besar bahkan beberapa harus tinggal di luar kota, bulan Ramadhan terasa lebih sepi.
Di bandingkan saat ini, bulan Ramadhan saat mereka masih kecil  selalu penuh cerita heboh dan lucu, dan semua itu sungguh membuat rindu.
Ramadhan adalah bulan rindu. Ya, rindu keramaian anak- anak yang selalu sibuk menghitung jam. "Buk, buka kurang berapa jam lagi?" Itu selalu yang mereka tanyakan.
Puasa adalah perjuangan. Benar, perjuangan mereka menahan lapar,  berkali-kali keluar masuk dapur untuk sekedar membaui aroma masakan sekaligus melihat apa saja makanan  yang disiapkan untuk berbuka nanti.
Ramadhan adalah bulan rindu. Rindu saat menantikan buka bersama sambil nonton acara TV yang selalu diselingi iklan sirup yang begitu legendaris.
Saat tertawa bersama melihat tingkah Pak RW cs dan ruwetnya komunikasi antara Azzam dan Aya di sinetron "Para Pencari Tuhan". Dan semua kegiatan menonton sinetron langsung berhenti begitu azan Maghrib berkumandang.
Ramadhan adalah bulan rindu. Rindu saat bersama anak-anak pergi ke langgar untuk shalat tarawih, juga mendengarkan suara mereka taddarus lewat pengeras suara, sementara para ibu sibuk bersih- bersih, cek nasi dan lauk untuk santap sahur.