Pembelajaran matematika ketika itu sampai pada materi perbandingan. Dalam materi ini siswa akan belajar tentang bagaimana menyatakan perbandingan, menyederhanakan perbandingan dan menggunakannya dalam menyelesaikan masalah.
Diskusi dimulai. Bertukar pikiran dengan guru guru yang masih muda selalu menyenangkan. Mereka banyak punya ide atau inovasi yang kadang di luar ekspektasi kami.
Rancangan pembelajaran sudah dibuat oleh tim dan saatnya kami cermati bersama.Â
Dalam rancangan tersebut dijelaskan bahwa pembelajaran akan dilakukan dengan menerapkan tiga diferensiasi. Proses, konten dan produk.
Wow, luar biasa pikir saya. Menerapkan satu diferensiasi saja kadang agak ribet, pikir saya.
"Tidak ruwet ini nanti?" tanya saya agak sangsi.
"Seandainya ruwet atau ada kendala kami sudah punya plan B, Bu," jawab mereka.
Rancangan sudah diprint dengan rapi, lengkap dengan data gaya belajar siswa sesuai hasil asesment diagnostik non kognitif yang sudah dilaksanakan oleh BK.Â
"Oke, kita coba laksanakan," kata saya meski sedikit ragu. Sungguh, saya tertular semangat mereka untuk mencoba hal yang baru.
Meski demikian saya tekankan bahwa jika ada masalah, semua guru (6 orang ) harus membantu. Jangan sampai siswa tidak bisa belajar dengan baik.Â