Sengaja materi ini dihubungkan dengan materi kependudukan, dikaitkan dengan program sekolah yang sedang gencar melaksanakan program Sekolah Siaga Kependudukan.Â
Mengapa harus Sekolah Siaga Kependudukan?
Sekolah Siaga Kependudukan atau SSK adalah sekolah yang mengintegrasikan pendidikan kependudukan dan keluarga berencana ke dalam beberapa mata pelajaran sebagai pengayaan materi pembelajaran.Â
Digalakkannya SSK ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa akan banyaknya masalah yang timbul jika jumlah penduduk tidak dapat dikendalikan.Â
Dengan pemahaman tersebut diharapkan agar siswa serta para remaja pada umumnya dapat berperan serta untuk menentukan langkah strategis yang akan diambil berkaitan dengan usia pernikahan, juga tentang persaingan yang semakin ketat di dunia kerja.
Dari hasil Sensus Penduduk tahun 2020 diperoleh data bahwa jumlah penduduk Indonesia adalah 270,20 juta jiwa dengan 70,72% adalah angkatan usia produktif dan 9.78% lansia.Â
Lebih tingginya usia produktif dibanding nonproduktif menunjukkan bahwa negara kita sejak tahun 2020 sedang mendapatkan bonus demografi. Usia produktif adalah penduduk berusia 15-64 tahun.Â
Jika dikelola dengan baik, bonus demografi akan sangat menguntungkan karena tenaga kerja akan melimpah dan bisa meningkatkan potensi ekonomi suatu negara.
Tetapi, jika bonus demografi ini tidak dipersiapkan dan dimanfaatkan dengan baik justru akan membawa dampak buruk, karena timbulnya banyak masalah sosial seperti kemiskinan, kesehatan yang rendah, pengangguran, dan tingkat kriminalitas yang tinggi.Â
Dengan kata lain jika tidak dikelola dengan baik bonus demografi akan berubah menjadi sebuah bencana demografi.
Banyak Aksi dengan Pembelajaran Berdiferensiasi