Mohon tunggu...
Yuli Anita
Yuli Anita Mohon Tunggu... Guru - Guru

Jangan pernah berhenti untuk belajar

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Artikel Utama

Ketika Nanda Belajar Matematika, Cerita Tentang Pembelajaran Matematika Anak Usia Dini

13 Oktober 2023   13:20 Diperbarui: 13 Oktober 2023   20:40 593
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi belajar matematika | sumber: shutterstock

Ibu Nanda mulai menerangkan

"Contohnya tiga tambah empat. Supaya menghitungnya cepat, tiga simpan di kepala, dan tangan memasang empat jari. Habis itu kita mulai menghitung.... tiga (sambil menunjuk kepalanya), empat, lima, enam, tujuh. Jadi tiga tambah empat sama dengan tujuh," katanya.

"Oh, yang jadi masalah Nanda sulit pakai cara itu?" tanya saya mulai mengerti.

"Benar Bun, padahal teman-temannya banyak yang sudah bisa," katanya khawatir.

Ah, ternyata ini masalahnya. 

Mengenalkan matematika pada anak, sumber gambar: IbudanBalita
Mengenalkan matematika pada anak, sumber gambar: IbudanBalita

Ibu Nanda berharap anaknya bisa berhitung dengan 'membayangkan' secara cepat seperti teman-temannya, sementara Nanda bisa berhitung dengan cara yang lebih nyata yaitu menggunakan manik-manik. 

Rupanya guru Nanda di sekolah selalu menggunakan cara 'disimpan di kepala'. Cara ini dianggap lebih cepat dan sebagian besar siswa bisa menguasainya. Kecuali Nanda tentu saja.

Peristiwa di atas sering terjadi dalam pembelajaran matematika khususnya pada anak usia dini atau awal SD.

Dalam proses belajar di rumah ataupun di sekolah, tidak jarang orang tua atau guru memaksa siswa memahami sesuatu dengan cara tertentu, sementara siswa lebih suka dengan cara yang lain. 

Perbedaan ini kadang menimbulkan kekhawatiran orang tua, apakah anaknya mampu mengikuti pembelajaran matematika?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun