Mohon tunggu...
Yuli Anita
Yuli Anita Mohon Tunggu... Guru - Guru

Jangan pernah berhenti untuk belajar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Rajin Pangkal Pandai atau Pandai Pangkal Rajin?

6 Oktober 2023   12:04 Diperbarui: 7 Oktober 2023   01:30 797
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Semangat belajar matematika ,sumber gambar: dokumentasi pribadi 

Dalam sebuah pembelajaran matematika, seorang guru memberikan soal mengenai penjumlahan pecahan sederhana.

Soal tersebut adalah : 1/2 + 5/6 = ....

Karena penjumlahan pecahan sudah pernah didapatkan siswa saat SD, guru mulai memberikan pertanyaan. 

"Bagaimana cara menjumlahkan pecahan tersebut?" tanya guru.

Serempak kelas menjawab, "Disamakan penyebutnya dulu!"

Bu guru tersenyum, berarti siswa masih ingat cara menjumlahkan pecahan.

Pertanyaan diajukan kembali. Kali ini pada siswa Alfa.

"Alfa, berapa penyebut masing-masing pecahan?" 

Dengan lantang Alfa menjawab, "Dua dan enam, Bu.." 

Ilustrasi guru memberikan pertanyaan pada siswa, sumber gambar: popmama.com
Ilustrasi guru memberikan pertanyaan pada siswa, sumber gambar: popmama.com

"Bagus..," 

Guru kemudian bertanya pada Bobi.

"Bobi, bagaimana cara menyamakan penyebutnya?"

"Mencari KPK 2 dan 6 Bu"

"Deni, Berapa KPK 2 dan6?"

"6, Bu"

Kelas lalu bertepuk tangan untuk keduanya.

"Baik, sekarang Destian, bagaimana cara menjumlahkan kedua pecahan tersebut?" lanjut guru.

Dengan pasti Destian maju ke depan, mengambil spidol lalu menyelesaikan penjumlahan pecahan tersebut.

Dalam proses pembelajaran guru sering memberikan pertanyaan- pertanyaan pada siswa. Ya, guru harus mempunyai ketrampilan memberikan pertanyaan pada siswa. 

Ilustrasi siswa mengerjakan tugas dari guru, sumber gambar: depositphotos.com
Ilustrasi siswa mengerjakan tugas dari guru, sumber gambar: depositphotos.com

Bertanya, sesuatu yang nampaknya sepele namun sangat bermakna dalam proses pembelajaran. 

Keterampilan bertanya bisa membuat pembelajaran lebih interaktif sehingga tidak membosankan. Bisa dibayangkan betapa siswa akan merasa jenuh ketika pembelajaran hanya berlangsung satu arah saja, guru banyak berbicara dan siswa hanya menjadi pendengar.

Dalam pembelajaran, pertanyaan yang baik memiliki dampak yang positif terhadap siswa, diantaranya adalah:

1. Memusatkan perhatian siswa pada masalah yang sedang dibahas. Dengan memberikan pertanyaan guru bisa mengajak siswa fokus pada masalah yang akan dibahas atau memusatkan kembali perhatian siswa pada proses pembelajaran ketika kelihatan siswa mulai kurang konsentrasi.

2. Bisa meningkatkan partisipasi siswa secara penuh dalam proses pembelajaran. Dengan bertanya, siswa diajak berpikir dan mengemukakan pendapatnya dalam pembelajaran.

3. Dapat membangkitkan rasa ingin tahu siswa, serta menuntun siswau untuk menentukan jawaban. Dalam pembelajaran pertanyaan semacam ini sering disebut dengan pertanyaan pemantik.

Ilustrasi memberikan bantuan pada siswa saat menjawab pertanyaan, sumber gambar: educenter.id
Ilustrasi memberikan bantuan pada siswa saat menjawab pertanyaan, sumber gambar: educenter.id

Hal-hal yang harus diperhatikan guru saat mengajukan pertanyaan adalah:

1. Bertanya dengan kalimat yang jelas dan langsung menuju inti masalah. Dengan kalimat yang jelas diharapkan siswa bisa memahami dan memberikan jawaban yang diinginkan.

2. Memberikan acuan. Sebelum bertanya hendaknya diberikan gambaran atas masalahnya yang hendak ditanyakan. Misal akan menanyakan tentang KPK 2 dan 6, guru mengingatkan lagi tentang apa itu KPK

3. Memberikan waktu berpikir. Sesudah pertanyaan dilontarkan beri sedikit waktu untuk mencerna dan berpikir sebelum akhirnya siswa memberikan jawaban

4. Memberikan pertanyaan secara bergantian. Dalam kelas pertanyaan sebaiknya diberikan secara merata. Jadi tidak ditujukan pada siswa tertentu saja.

5. Membimbing siswa. Jika siswa mengalami kesulitan, siswa dibimbing untuk menuju jawaban yang benar.

6. Memberikan pertanyaan sesuai kemampuan siswa. Ya, dalam memberikan pertanyaan kita harus tahu kemampuan siswa. Pertanyaan yang agak sulit, tentunya diberikan pada siswa yang mempunyai kemampuan tinggi , sebaliknya untuk siswa yang memiliki kemampuan rendah jangan diberi pertanyaan sulit. 

Seperti pada contoh di atas, sebelum memberikan pertanyaan guru tentunya sudah tahu bagaimana kemampuan matematika para siswa di kelasnya.

Alfa, siswa dengan kemampuan agak bawah, diberikan pertanyaan mudah yaitu menyebutkan penyebut pecahan.

Bobi dan Deni, siswa dengan kemampuan menengah, diberikan pertanyaan yang tidak terlalu mudah namun juga tidak terlalu sulit. 

Nah, Destian , siswa dengan kemampuan atas diberikan pertanyaan yang tersulit.

Harapannya dengan memberikan pertanyaan sesuai kemampuan siswa, semua siswa yang ditanya akan bisa menjawab pertanyaan yang diajukan. 

Ketika membuat tulisan ini, saya tiba-tiba ingat sebuah pembahasan dari webinar tentang pembelajaran yang saya ikuti.

Dalam webinar narasumber membahas sedikit tentang peribahasa rajin pangkal pandai.

Ya, rajin pangkal pandai. Barangkali itu peribahasa pertama yang kita terima semasa sekolah. 

Betapa sering dulu bapak atau ibu guru kita memotivasi bahwa jika kita rajin maka kita akan pandai. Karenanya jangan bermalas-malasan di karena itu akan membawa kita pada kebodohan

Bahkan agar lebih menancap dalam benak kami saat itu, kalimat rajin pangkal pandai kami tulis di buku halus, berulang-ulang sampai satu halaman buku.

Harapannya selain agar tulisan kami semakin bagus, juga supaya kami benar- benar mencamkan kalimat tersebut. 

Nah, pertanyaan yang menggelitik dari narasumber saat itu adalah," Rajin pangkal pandai sudah tidak bisa disangsikan kebenarannya. Namun bagaimana jika dibalik dengan pandai pangkal rajin? Apakah juga berlaku?"

Aha, pertanyaan yang sangat menarik, kami peserta webinar terdiam. 

Narasumber kemudian mengaitkannya dengan pemberian pertanyaan pada siswa oleh guru dalam pembelajaran seperti contoh di atas.

Sebelum pertanyaan dilontarkan guru memilah pertanyaan disesuaikan dengan kemampuan siswa, agar semua pertanyaan bisa dijawab oleh mereka.

Adalah penting untuk bisa memastikan bahwa pertanyaan yang diberikan bisa dijawab oleh siswa. Karena bisa menjawab pertanyaan adalah hal yang sangat bermakna bagi siswa. 

Semangat belajar matematika ,sumber gambar: dokumentasi pribadi 
Semangat belajar matematika ,sumber gambar: dokumentasi pribadi 

Bisa menjawab pertanyaan membuat siswa merasa mampu dan menjadi bagian dari proses pembelajaran, sehingga mereka menjadi lebih bersemangat untuk belajar.

Bagi siswa, mampu menjawab pertanyaan guru membuat mereka merasa memiliki kepandaian yang sama dengan teman yang lain. Perasaan ini membuat mereka semakin rajin mengikuti pembelajaran.

Berdasarkan pengalaman selama mengajar, semakin sering siswa bisa menjawab pertanyaan guru, siswa akan semakin percaya diri, antusias dan rajin dalam mengikuti pembelajaran.

Jadi bagaimana pendapat sahabat Kompasiana? Apakah pandai adalah pangkal rajin?

Semoga bermanfaat, salam matematika

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun