Untuk masalah rambut pada siswa putra biasanya karena rambut terlalu panjang, atau model tidak sesuai ketentuan, misal diberi warna atau kuncir.Â
Pada siswa perempuan pelanggaran biasanya berupa rambut panjang yang tidak diikat rapi.Â
Khusus bagi anak perempuan yang rambutnya tidak diikat, Tim Tatib juga para guru menyiapkan karet pengikat rambut. Sewaktu- waktu menjumpai siswa yang rambutnya diurai, akan segera kami beri karet dan saat itu juga harus diikat rapi. Jika tidak bisa mengikat rambut sendiri (biasanya kelas 7) kami akan membantu mengikat rambut tersebut.
Bagi siswa putra yang rambutnya terlalu panjang akan diingatkan untuk segera potong. Meski demikian ada saja yang membandel untuk tidak segera potong. Nah, untuk yang ini bagaimana? Sekolah akan menghubungi orangtua dan esoknya biasanya siswa akan datang dengan rambut yang terpotong rapi.
Namun kadang ada juga siswa yang karena suatu hal tidak segera potong rambut. Misal karena tidak punya uang atau orangtua tidak sempat memperhatikan karena tinggal di luar kota dan anak tinggal bersama famili.
Siswa seperti ini tidak banyak. Biasanya pulang sekolah oleh wali kelasnya mereka akan diantar ke tukang potong terdekat untuk dirapikan rambutnya. Kebetulan dekat sekolah kami saat itu ada tukang potong langganan anak sekolah.Â
Ya, banyak sekali tugas dari Tim Tatib. Pelanggaran siswa juga begitu beragam. Meski demikian Tim Tatib harus selalu berkepala dingin, tidak terpancing emosi sehingga melakukan hal-hal yang tidak diinginkan.Â
Perlu ditanamkan kesadaran pada siswa bahwa tatib dibuat untuk kebaikan mereka. Masalah tatib sering dijelaskan pada siswa secara keseluruhan ketika habis senam, doa bersama ataupun literasi.Â
Yang perlu diingat, tata tertib di sekolah bukan hanya tugas Tim Tatib. Perlu kepedulian dan kerja sama semua guru untuk menegakkan aturan yang ada di sekolah.Â