Sekitar pukul tujuh, kami menaiki kereta api Penataran gerbong enam. Suasana begitu ramai. Libur panjang empat hari di awal bulan Juni ini membuat penumpang melimpah di stasiun.
Sekitar pukul sembilan lebih kami sampai di Stasiun Blitar. Setelah istirahat sejenak, agenda selanjutnya adalah mencari sarapan.Â
Dari berbagai info yang masuk, akhirnya pilihan kami jatuh pada Rumah Makan Padang Murah yang berlokasi di Jalan Mastrip Blitar.
Berbagai macam hidangan disediakan. Kami tinggal ambil, menunjukkan makanan yang ada di piring dan harga langsung ditentukan. Praktis sekali.
Lezatnya sayur singkong, ayam goreng dan sambel ijo, ditemani segelas teh hangat benar-benar memberikan semangat pagi itu.Â
Setelah sarapan kami bergegas meneruskan perjalanan. Mulanya kami akan pesan angkutan online untuk pergi ke Makam Bung Karno. Namun apa daya, sampai setengah jam kami tidak juga mendapatkan driver. Akhirnya rencana langsung diubah dengan menyewa becak.
Karena ada sembilan orang dalam rombongan, maka ada lima becak yang disewa. Empat becak dinaiki dua penumpang, satu becak satu penumpang.
Setelah deal dengan ongkos dan perjalanan yang akan dilakukan dengan para penarik becak, perjalanan pun dilanjutkan menuju Makam Bung Karno.
Aha, berkeliling Kota Blitar dengan becak sungguh mengasyikkan. Ritme kehidupan tiba-tiba terasa begitu santai, jauh dari segala ketergesaan. Â Apalagi suasana jalanan kota Blitar yang jauh lebih sepi dibanding kota Malang.