Trial and error adalah metode yang sering digunakan para penemu. Seperti contohnya Thomas Alva Edison bapak penemu listrik telah melakukan kira kira seribu kali percobaan dan kegagalan.Â
Lewat berbagai kegagalan itu akhirnya lampu pijar bisa menyala untuk pertama kalinya pada tahun 1879.
Dalam pemecahan masalah matematika trial and error sering digunakan oleh siswa yang tidak suka terpaku pada alur penyelesaian matematika yang menurut mereka terasa lebih ribet.
Biasanya siswa yang sukses menggunakan strategi ini adalah mereka yang mempunyai ketrampilan menghitung dan insting matematika yang bagus. Dengan mencoba-coba saja, siswa cepat menemukan jawabannya.Â
Contoh: saat mengerjakan 2x + 5 = 13, ada siswa yang mengerjakan dengan alur sebagai berikut:Â
2x + 5 = 13
2x = 13-5
2x = 8, jadi x =4
Namun ada juga siswa yang bisa langsung menjawab bahwa nilai x adalah 4 karena 2.4 + 5 = 8 + 5 = 13
Penemuan 4 sebagai jawaban ini sebenarnya menggunakan strategi trial and error.Â
Hanya saja karena soalnya sederhana, Â trial yang dilakukan siswa tidak terlalu banyak. Bahkan langsung mencoba mengganti x dengan 4, jawaban langsung benar.
Contoh soal lain yang lebih cepat diselesaikan dengan  trial and error adalah  berikut ini:Â
Soal:
Sebuah persegi panjang , panjangnya 5 cm lebih dari lebarnya. Jika luasnya adalah 84 cm^2, berapakah panjang dan lebar persegi panjang tersebut?