Mahkota Mayangkara adalah lanjutan dari Tutur Tinular. Sandiwara ini ber latar belakang sejarah Kerajaan Majapahit di bawah pemerintahan Prabu Jayanagara, di mana pada akhirnya terjadi pemberontakan Ra Kuti yang berhasil ditumpas oleh Gajah Mada.
Suara pengisi sandiwara radio seperti Ferry Fadli, Elly Ermawati, Ivone Rose atau M. Abud yang demikian mantap membuat imajinasi kami tentang tokoh-tokohnya melayang begitu tinggi.
Menjelang maghrib radio Sieghfrid berhenti bertugas. Ya, tiba saatnya bagi kami untuk belajar. Televisi kami belum punya saat itu, jadi hiburan hanya radio dan sesekali tape recorder.
Sambil belajar ada radio kecil yang menemani. Waktu itu radio kecil kami berwarna hitam dengan isi empat baterai kecil.
Untuk menemani belajar, kami sudah janjian dengan teman teman sekelas untuk mendengarkan radio yang sama yaitu TT 77.
"Nanti ada salam buat kamu," kata-kata sakti itu membuat kami bertahan mendengar radio sampai malam hari. Surprise sekali kalau tiba-tiba ada salam dari seseorang yang istimewa.
Sampai saat tidur tiba radio ikut menemani dekat bantal. Ketika mata hampir terpejam suara gamelan dari radio tetangga mulai terdengar.
Ah, rupanya malam itu saatnya siaran wayang kulit semalam suntuk dari stasiun radio tertentu.
Begitulah radio yang selalui setia menemani rutinitas kami saat itu, mulai dari bangun tidur hingga tidur lagi.
Dengan radio kegiatan sehari hari yang kami lakukan lebih terasa begitu hangat dan akrab.
Sebelum saya akhiri, mari bernostalgia sejenak dengan lagu yang sering diputar RRI ini.Â