Layar LCD mulai memunculkan gambar. Dua orang tampak duduk di sebuah tempat yang tinggi. Satu berbaju putih putih, satunya hitam-hitam. Dua-duanya membawa buku tebal. Siapa mereka?
Yang berbaju putih tampak suntuk. Tidak ada yang dikerjakan, bahkan saking bosannya sampai temannya ditinggal tiduran. Sementara yang berbaju hitam tampak begitu sibuk menulis dan mengamati apa saja yang terjadi di bawahnya. Mengamati sepak terjang manusia dan terus menambahkan catatan dalam bukunya. Teman berbaju putih di sebelahnya benar benar 'dicueki'.
Akhir adegan, karena tidak ada yang dikerjakan dan semakin suntuk, yang berbaju putih membanting buku dan  pergi. Kamera mengambil gambar buku tebal tadi dari dekat. Terdapat tulisan besar di cover buku.  Catatan Amal Kebaikan di buku yang satu dan Catatan Amal Keburukan di buku yang lain.
Pertanyaan langsung terjawab. Ternyata keduanya adalah malaikat pencatat amal kebaikan dan amal keburukan manusia. Penonton yang terdiri atas semua siswa kelas tujuh tersenyum.
Ada pesan yang ingin disampaikan di video ini. Kian hari betapa banyak manusia yang berbuat jahat, dan manusia yang berbuat baik semakin sedikit. Apa akibatnya? Malaikat pencatat amal keburukan makin sibuk sementara pencatat amal kebaikan semakin 'tidak ada kerjaan'. Sebuah cara yang cerdas untuk menyampaikan masalah spiritual, tentang kebaikan dan kejahatan.
Adegan tersebut terdapat pada film pendek Menulis Untuk Tuhan karya Bhekti Setyowibowo seorang konten kreator asal Malang. Video mengambil lokasi di bagian atas Pasar Besar dan dibuat tanpa terlalu banyak dialog. Meski begitu isinya langsung mengena di hati penontonnya.
Dalam tulisan sebelumnya tentang Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila  Tema 1 yaitu Aku Bijak Berinternet, diceritakan bahwa kami telah mengundang narasumber dari Dinas Kominfo, Polresta dan Tokoh Agama. Ketiganya banyak menyoroti sisi negatif dan positif internet.
Nah, narasumber yang keempat ini memberikan  tinjauan tentang internet dengan kacamata yang kekinian,  yaitu manfaat internet sebagai wadah menuangkan kreativitas,  dan salah satunya adalah menjadi konten kreator.
Konten kreator adalah orang yang membuat konten edukatif atau menghibur sesuai keinginan audiens. Konten yang dibuat oleh kontent kreator bisa bermacam-macam. Â Seperti foto, video, podcast, tulisan, digital art, dan lainnya. Konten-nya bisa dibagikan melalui berbagai media sosial yang sesuai.
Tidak bisa dipungkiri bahwa menjadi konten kreator termasuk salah satu cita-cita anak zaman sekarang. Apalagi ada banyak contoh konten kreator yang menjadi idola mereka yang meraih kesuksesan. Sebutlah Jerome Polin, Bintang Emon, Atta Halilintar dan lainnya.
Dalam pemberian materinya Mas Bhekti yang juga pengajar di salah satu universitas di kota Malang ini mengatakan bahwa ide untuk membuat sebuah konten biasanya berangkat dari kegelisahan atas apa yang terjadi di sekitar kita. Bisa dimulai dari hal hal yang sederhana, misal masalah terlambat datang ke sekolah, tidak mengerjakan PR dan lain-lain.
Dalam pemberian materi tentang edit video banyak pertanyaan yang muncul. Ini membuktikan bahwa siswa sangat antusias, karena hal tersebut sangat dekat dengan dunia mereka. Yang menarik, narasumber dari materi edit video ini selain dari guru juga siswa yang aktif dalam kegiatan BBC ( Bintaraloka Broadcasting). BBC adalah kegiatan yang berkecimpung dalam dunia fotografi dan pembuatan video di sekolah.
Sesudah pemberian materi, siswa diminta langsung praktik membuat video bersama kelompoknya.
Dengan bekerjasama dalam kelompok mereka membuat script, mengatur adegan, juga berusaha membuat dialog yang bagus, dan yang paling penting pesan bisa tersampaikan. Beberapa pesan yang disampaikan siswa di antaranya jangan mudah percaya hoax, jangan sampai jadi korban penipuan di dunia maya , juga cyber bullying.
Di akhir projek tema Bijak Berinternet ini nantinya akan dipilih video terbaik untuk diupload di youtube SMP Negeri 3 Malang.
Ya, karena internet pada dasarnya hanyalah alat. Ia bisa menimbulkan mudharat, tapi juga manfaat yang begitu besar. Tergantung bagaimana kita menggunakannya.
Salam edukasi...
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI