Hari Jumat kemarin sekolah kami melaksanakan upacara peringatan Hari Pendidikan Nasional.
Upacara yang biasanya dilaksanakan tanggal 2 Mei, untuk tahun ini karena bersamaan dengan datangnya Lebaran, upacara dilaksanakan pada tanggal 13 Mei 2022.
Sejak pagi persiapan sudah dilaksanakan, bahkan petugas dari Paskibra sekolah sudah berlatih sejak sore hari.
Semua guru dan karyawan hari itu wajib berbusana daerah, sementara siswa mengenakan seragam pramuka lengkap.Â
Upacara berlangsung khidmat. Dalam sambutan, Ibu Kepala Sekolah membacakan teks sambutan dari Mendikbudristek Bapak Nadiem Makarim.
Dalam sambutan tersebut diterangkan betapa dua tahun ini kita semua mendapat tantangan yang berat (pandemi) dan kita berhasil mengatasinya.
Dalam dunia pendidikan pelaksanaan kurikulum merdeka di beberapa sekolah telah terbukti mampu membantu mengurangi permasalahan pendidikan yang timbul yaitu learning loss.
Permasalahan yang timbul bisa dikurangi karena siswa belajar dalam suasana yang menyenangkan dan memerdekakan.
Tentang Kurikulum Merdeka
Kurikulum Merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam di mana konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi.
Guru memiliki keleluasaan untuk memilih berbagai perangkat ajar sehingga pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat peserta didik.
Di tahun pertama pelaksanaannya, Kurikulum Merdeka ditujukan pada sekolah sekolah penggerak, dan saat itu di kota kami belum ada sekolah penggerak.
Seiring berjalannya waktu, tahun ini sekolah-sekolah di kota Malang akan mengimplementasikan kurikulum merdeka secara mandiri untuk kelas 1, 4, 7 dan 10.
Ada tiga pilihan implementasi Kurikulum Merdeka Jalur Mandiri yang bisa diaplikasikan, yakni Mandiri Belajar, Mandiri Berubah, dan Mandiri Berbagi. Berikut penjelasan nya:
1. Mandiri Belajar
Pilihan Mandiri Belajar memberikan kebebasan kepada satuan pendidikan saat menerapkan Kurikulum Merdeka beberapa bagian dan prinsip Kurikulum Merdeka, tanpa mengganti kurikulum satuan pendidikan yang sedang diterapkan.
2. Mandiri Berubah
Mandiri Berubah memberikan keleluasaan kepada satuan pendidikan saat menerapkan Kurikulum Merdeka dengan menggunakan perangkat ajar yang sudah disediakan pada satuan pendidikan.
3. Mandiri Berbagi
Pilihan Mandiri Berbagi akan memberikan keleluasaan kepada satuan pendidikan dalam menerapkan Kurikulum Merdeka dengan mengembangkan sendiri berbagai perangkat ajar pada satuan pendidikan
Sesudah mengisi angket kesiapan, sekolah kami akhirnya resmi akan melaksanakan Kurikulum Merdeka pilihan yang kedua yaitu Mandiri Berubah.
Untuk persiapan pelaksanaan Kurikulum Merdeka beberapa sekolah termasuk sekolah kami mengadakan studi banding ke sekolah yang sudah lebih dahulu melaksanakannya yaitu SMP Negeri 3 Batu.
Melalui diskusi, sharing dan tanya jawab kami mendapatkan banyak ilmu tentang implementasi kurikulum merdeka dan kendala-kendala yang timbul di lapangan.
Hasil studi banding kami godog kembali di sekolah, juga dengan terus belajar lewat youtube atau materi-materi yang dishare oleh Kemdikbudristek.
Gambaran sudah mulai tampak, meski tantangan baru mulai timbul. Di antaranya adalah:
1. Tentang pelaksanaan proyek
Bagaimana merancang dan melaksanakan tugas proyek yang baik bagi siswa. Tugas yang 'bermakna ' sekaligus efektif dalam pelaksanaannya.
Menurut Kurikulum Merdeka dalam satu tahun siswa bisa menyelesaikan minimal 3 proyek di tiap mapel. Supaya tidak terlalu memberatkan tentunya harus ada kolaborasi antar mapel, serta semua guru mapel harus duduk bersama untuk menyusun tugas proyek yang sesuai.
2. Tugas proyek yang dilaksanakan diarahkan untuk membentuk karakter profil pelajar Pancasila
Karakter yang dimaksud yaitu beriman, bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan berakhlak mulia, mandiri, bergotong-royong, berkebinekaan global, bernalar kritis dan kreatif.
Hasil penilaian tugas proyek nantinya akan dimasukkan dalam rapor karakter.
Ketika studi banding kami mendapat info bahwa bentuk rapor karakter belum jelas. Mudah mudahan menjelang penerimaan rapor akhir tahun ini sudah ada kejelasan, atau kami harus mulai merancang bentuk rapor karakter sesuai kebutuhan sekolah kami.
3. Tentang KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal)
KKM sudah tidak ada lagi di Kurikulum Merdeka. Sebuah hal yang sangat menyenangkan karena tidak bisa dipungkiri bahwa keberadaan KKM kadang menyulitkan guru saat harus memberikan nilai akhir pada siswa.
Hilangnya KKM tentunya membuat sekolah harus menggodog lagi tentang sistem penilaian yang akan dilaksanakan nantinya.
Di atas hanya sebagian tantangan yang timbul setelah kami mempelajari Kurikulum Merdeka. Tentunya masih banyak pertanyaan lain yang timbul, dan masalah yang akan muncul dalam pelaksanaannya di lapangan.
Adanya perubahan menuntut kita untuk selalu belajar dan belajar. Karena perubahan adalah keniscayaan, dan tidak ada kemajuan tanpa perubahan.
Segala masalah yang timbul bisa dihadapi dengan belajar bersama, dan sharing bersama.
Mari belajar bersama, maju bersama dan hebat bersama.
Majulah pendidikan Indonesia:)
Sebuah catatan di Peringatan Hari Pendidikan Nasional
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI