Seperti yang dikemukakan dalam tausiyah pagi itu bahwa ridho Allah tergantung pada ridho orang tua, dan guru adalah orang tua siswa di sekolah. Â
Mengapa harus ada doa bersama dan saling meminta maaf di sekolah-sekolah terutama saat menjelang ujian?
Ada sebuah kisah menarik mengenai hal ini. Â Dalam sebuah kesempatan Imam Syafi i berkata dalam syairnya:
Aku mengadu kepada Waki' tentang buruknya hafalanku. Dia menasehatiku agar aku tinggalkan kemaksiatan. Dia pun berkata: 'Ketahuilah, sesungguhnya ilmu itu karunia. Dan karunia Allah tidak akan diberikan pada orang bermaksiat." (Diwan asy-syafii, al-Fawa-idul Bahiyyah dan Syarh Tsulatsiyyatil Musnad)
Dari kutipan tersebut nyata bahwa maksiat atau dosa bisa menjadi penyebab terhalangnya ilmu masuk dalam diri seseorang. Â Karena itu supaya ilmu bisa masuk, maksiat atau dosa tersebut harus dihilangkan, baik dosa pada Allah maupun pada sesama manusia. Â
Dosa pada Allah dihilangkan dengan memohon ampun, Â istighotsah dan berdoa bersama, sedangkan dosa pada sesama bisa dihilangkan dengan saling meminta maaf. Â
Tiada gading yang tak retak. Manusia adalah tempatnya salah. Karena itu kita tidak perlu merasa berat untuk  meminta maaf atau memberikan maaf pada sesama.Â
Ketika jam sudah menunjukkan pukul delapan lebih, acara doa bersama menjelang ujianpun berakhir.
Acara pagi ini menyadarkan kami semua tentang betapa pentingnya menjaga hubungan baik dengan Allah (habluminallah) maupun sesama manusia (habluminannas) demi kemudahan dan kelancaran langkah dalam menggapai cita-cita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H