Nah ternyata kolak menyimpan filosofi sendiri. Konon, Â kolak adalah hidangan yang diperkenalkan oleh Walisongo.Â
Hidangan yang terbuat dari santan, Â gula merah, Â pisang dan umbi-umbian ini ternyata menyimpan makna yang sangat mendalam.
Ada lima tafsir mengenai hidangan kolak, yaitu :
1. Kolak berasal dari kata khola, Â artinya mengosongkan diri. Â Untuk mendekat pada Sang Pencipta kita harus dapat mengosongkan diri dari dosa.
2. Kolak berasal dari kata kholik artinya pencipta. Â Maknanya mengajak manusia untuk selalu ingat dan mendekat pada Sang Pencipta.
3. Kolak terbuat dari santan atau santen dalam bahasa Jawa. Â Bermakna antara sesama manusia marilah kita saling "nyuwun ngapunten" Â atau meminta maaf.
4.Salah satu isi kolak adalah pisang, dan pisang yang paling sedap adalah pisang kepok. Â Ini bermakna agar kita sebagai manusia kapok berbuat dosa.
5. Isi kolak yang lain adalah umbi-umbian atau "pala pendem". Â Mengingatkan bahwa kelak manusia akan 'dipendem' atau menuju kematian.
Ada banyak pelajaran baik yang bisa diambil dari semangkuk kolak. Â Baik yang berkaitan dengan hablumminallah (hubungan dengan Tuhan) maupun hablumminannas ( hubungan dengan manusia), juga pelajaran bahwa semua manusia sedang dalam perjalanan menuju kematian. Â
Meski kehadiran kolak lambat laun tergeser oleh hidangan lainnya, Â tidak ada salahnya kita tetap mempertahankan keberadaannya dan memahami makna yang terkandung di dalamnya, Â guna melestarikan budaya Nusantara kita tercinta.