Mohon tunggu...
Yuli Anita
Yuli Anita Mohon Tunggu... Guru - Guru

Jangan pernah berhenti untuk belajar

Selanjutnya

Tutup

Kurma Artikel Utama

Pelajaran Berharga dari Semangkuk Kolak

12 April 2022   13:33 Diperbarui: 12 April 2022   17:30 2843
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ubi sebagai salah satu bahan kolak, Sumber gambar: torufarm.com

Nah ternyata kolak menyimpan filosofi sendiri. Konon,  kolak adalah hidangan yang diperkenalkan oleh Walisongo. 

Hidangan yang terbuat dari santan,  gula merah,  pisang dan umbi-umbian ini ternyata menyimpan makna yang sangat mendalam.

Santan,  bahan utama pembuat kolak,  Sumber gambar: Tribun Kaltim
Santan,  bahan utama pembuat kolak,  Sumber gambar: Tribun Kaltim
Ada lima tafsir mengenai hidangan kolak, yaitu :

1. Kolak berasal dari kata khola,  artinya mengosongkan diri.  Untuk mendekat pada Sang Pencipta kita harus dapat mengosongkan diri dari dosa.

2. Kolak berasal dari kata kholik artinya pencipta.  Maknanya mengajak manusia untuk selalu ingat dan mendekat pada Sang Pencipta.

3. Kolak terbuat dari santan atau santen dalam bahasa Jawa.  Bermakna antara sesama manusia marilah kita saling "nyuwun ngapunten"  atau meminta maaf.

4.Salah satu isi kolak adalah pisang, dan pisang yang paling sedap adalah pisang kepok.  Ini bermakna agar kita sebagai manusia kapok berbuat dosa.

Pisang kepok,  salah satu bahan untuk membuat kolak, Sumber gambar: Lifestyle Okezone
Pisang kepok,  salah satu bahan untuk membuat kolak, Sumber gambar: Lifestyle Okezone

5. Isi kolak yang lain adalah umbi-umbian atau "pala pendem".  Mengingatkan bahwa kelak manusia akan 'dipendem' atau menuju kematian.

Ada banyak pelajaran baik yang bisa diambil dari semangkuk kolak.  Baik yang berkaitan dengan hablumminallah (hubungan dengan Tuhan) maupun hablumminannas ( hubungan dengan manusia), juga pelajaran bahwa semua manusia sedang dalam perjalanan menuju kematian.  

Meski kehadiran kolak lambat laun tergeser oleh hidangan lainnya,  tidak ada salahnya kita tetap mempertahankan keberadaannya dan memahami makna yang terkandung di dalamnya,  guna melestarikan budaya Nusantara kita tercinta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun